Malam
Tepat sebelum fajar
Aku masih terjaga
Di antara dengkur lelap
Jiwa yang mimpi
Malam
Tepat sebelum fajar
Pekat kurasa
Sepekat kopi yang baru saja kusesap
Kuresap
Kuingat ia nikmat
Getir yang beda
Ahh ... Apa yang telah kuperbuat?
Malam
Tepat sebelum fajar
Menanti cahaya
Aku masih gelap
Aku kesal
Aku sesal
Kopi berbuih di mulutku itu
Sungguh racun yang tepat
Bagi tikus sepertiku
Malam
Tepat sebelum fajar
Raga yang hina
Jiwa tak lagi inap
Hanya sesal tiada henti
Angsana, 11 Februari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H