Gempita telah pergi. Saat nyanyian sunyi mengusirnya dari gerbang malam. Gegap menjadi senyap saat gelap memangsa bilangan-bilangan genap. Kini, tinggallah keganjian memenuhi beranda pikiran.Pesta kemarin sore, keceriaannya hanya sehela tarikan nafas. Sebab biji-biji Januari tak sanggup tumbuh subur, untuk menentang arus elegi kebasahan yang nyaris tanpa jeda. Deras, tak kunjung reda.
Gempita oh gempita
Kau ada di mana?
Harus ke mana lagi kucari dirimu?
Kehilangan demi kehilangan seakan mendefinisi diriku yang selalu dilanda kebasahan. Menjelma sajak-sajak kelam dalam alenia kepiluan. Hingga tak ada lagi gempita, yang ada hanyalah duka. Duka yang menghiasi kantong-kantong luka.
Angsana, 23 Januari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H