Pengapdian masyarat sudah sering terdengar di telinga khalayak umum tanggal 10 Juni 2021, lima orang mahasiswa mengabdikan dan menyumbangkan diri pada desa torongrejo. Dalam pembukaan tersebut koordinasi kelompok menyampaikan visi, misi, dan tujuan pada program kerja pengapdianya, hal tersebut memberikan respon dan antisias positif dari masyrakat disebabkan dalam pogram kerja untuk pengapdian masyarakat ini menyinggung tentang pendidikan bagi generasi yang akan datang di mana pendidikan tersebut dipadukan dengan unsur sastra dan budaya masyarakat sekitar yang menjadi identitas masyarakat Torongrejo.
Pembukaan tersebut dihadiri banyak masyarakat dan jajaran perangkat desa Torongrejo. Pada pidato pembukaan sekertaris desa Torongrejo sangat berterimakasih atas diadakanya pengamdian masyarakat oleh mahasiswa dengan harapan bisa mengedukasi masyarkat dan juga anak muda yang akan menjadi generasi penerus yang akan datang. Adapun wejangan dari bapak sekertaris itu berupa sebuah sajak yang berbunyi.
Orang pandai meski bukan tamatan perguruan tinggi.
Bahkan mungkin tidak pernah studi di prodi.
Namun bisa berfikir dan bertindak sangat rapi.
Lebih dari semua mereka orang yang sangat peduli.
Terhadap rakyat dan manusia tanpa bedakan asal usul diri.
Bisa saja punya profesi sebagai TNI atau Polri
Guru Nelayan petani bahkan kuli
Bisa juga tokoh agama seperti ulama atau kiyai.
Bahkan sangat mungkin mereka yang pejabat tinggi.