Mohon tunggu...
Ikfina Maila
Ikfina Maila Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Temanmu Emosian? Tips Berikut Mungkin Bisa Anda Coba

3 Januari 2017   07:17 Diperbarui: 3 Januari 2017   07:50 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Segelintir orang mungkin tidak bisa mengatasi teman yang emosinya sudah mencapai tingkat “high class”. Tapi apakah menurut mu emosi itu hanya tentang marah? Eits jangan salah dulu emosi juga mencakup tentang kesenangan dan kesedihan. Ada orang yang terlalu senang bahkan karena senangnya ia menangis. Atau mungkin sebaliknya.

Ada beberapa tips yang bisa anda coba untuk mengatasi teman anda yang emosinya sudah tingkat “high class” :

  • Untuk yang pemarah, hindari penyebab kemarahan utama dia adalah kamu. Karena jika penyebabnya adalah kamu, mungkin dia akan bingung melampiaskan nya kepada siapa dan berujung pada keisndiran yang tidak ada habisnya. Tap jika penyebabnya bukan kamu, dia akan menceritakan dan melampiaskan semua kemarahan nya kepada kamu. Dan sikap kamu menghadapi dia adalah dengan cara mendengarkan semua cerita nya penyebabnya apa dan inti dari masalah tersebut adalah apa. Jauhkan dari kata membela. Ketika kamu menghadapi teman seperti itu kamu harus menjadi penengah antara dia dan si punya masalah karena jika kamu membela temanmu tersebut dia akan merasa paling benar. Maka sikap tersebut tidak akan hilang dari benaknya dan menganggap dia itu selalu benar. Kita sebagai temannya harus menjadi pendengar yang baik dan netral terhadap masalah yang sedang ia ceritakan. Karena kita tidak terlibat dalam masalahnya. Dengarkan dulu masalah yang sedang ia ceritakan lalu tanggapi dengan kata “hmm” atau “terus kelanjutannya gimana?” atau mungkin dengan sedikit canda “iyakah? Masa sih?” (sambil mengembangkan cengiran di bibir kita) perlahan jika kita menghadapinya dengan cara tersebut emosinya akan menurun. Lalu jika ia meminta saran berilah saran yang kamu anggap itu adalah saran terbaik yang kamu punya. Misalnya “mungkin itu kamu duluan yang datang sehingga….” Atau “coba sebentar deh. Sepertinya kamu tidak harus seperti itu dengan dia, karena dia akan menganggap kamu……” dan lainnya. Jangan membuat dia benci terhadap orang yang punya masalah dengannya, karena jika seperti itu dia akan seterusnya benci dengan orang tersebut. dan kamu sebagai temannya harus mendorong dia untuk menyelasaikan masalahnya tersebut dengan kepala dingin tapi, kamu jangan terlibat dengan penyelesaian nya. Kamu boleh menemani nya, tapi kamu jangan di satu tempat dimana dia sedang menyelesaikan masalahnya tersebut. kamu juga harus mengawasi ketika temanmu tersebut sedang menyelesaikan masalah nya takut se waktu-waktu emosinya akan kembali keluar dengan tidak semestinya.
  • Untuk yang senang. Biarkan dia senang dengan terpingkal-pingkal dulu. Lalu kamu Tanya “kenapa kamu sampai sesenang ini?” sebuah pertanyaan yang kamu ajukan itu akan dia anggap sebagai respon untuk berbagi kesenangan. Jika dia sudah menceritakan semua kesenangan dia baru kamu kasih tanggapan yang baik sehingga nantinya kesenangannya diumbar dengan sikap yang sewajarnya. Jangan kamu kasih tanggapan sinis tentang kesenanganya itu karena ia akan merasa tidak ada orang yang meyukainya jika sedang senang. Hal tersebut akan membuat ia menjadi pemurung dan tidak akan pernah kembali mengekspresikan semua emosinya.
  • Untuk yang sedih. Biasanya untuk yang sedih dia akan menyatukannya dengan emosi kemarahan dia. Karena biasanya penyebab awalnya adalah suatu kemarahan. Tanggapi dengan sikap yang sewajarnya jangan kamu menanggapinya juga dengan kesinisan. Tapi kamu jangan menenangkan nya ketika ia sedang menangis, karena kesedihannya tersebut akan berkelanjutan dan tidak akan ada berhentinya. Tenangkan dia ketika keadaan jiwanya sudah tenang. Nah, itu yang membuat ia merasa  jauh lebih baik dari sebelumnya. 

Itu beberapa tips yang bisa kamu coba untuk mengatasi sifat temanmu yang emosinya tingkat “high class”  semoga setelah kamu membaca ini, kamu menjadi orang yang peduli terhadap orang-orang yang mempunyai sifat tersebut. selamat mencoba J 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun