Mohon tunggu...
ike widiya ulfah
ike widiya ulfah Mohon Tunggu... -

ike widiya ulfah mahasiswa UIN SUKA prodi ilmu komunikasi angkatan 2014, menjadi seorang jurnalis tidaklah mudah, kerja keras, memutar otak,jangan pernah bosan untuk merangkai kata... keep spirit, keep smile, and keep jihad,,@armada

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Nge-fly to Allah

9 Januari 2015   22:55 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:28 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Realita yang sering kita jumpai dengan Orang-orang yang nge-flay karena terlalu banyak mengkomsusi minuman berakohol, serta meminum obat-obatan terlarang, hal itulah yang membuat mereka nge-fly karena seringnya meminum minumanan keras yang banyak akan mudhorotnya, lain halnya dengan nge-fly to Allah sebagaimana yang menjadi topic perbincangan kali ini, jika kita sering mendengar kata-kata nge-fly dengan hal yang negative, karena seringnya mendengar kata nge-fly bagi orang-orang yang sedang asyik dengan minum minuman keras atau narkoba, marilah kia rubah menset kita mengenai kata fly terhadap hal negative menjadi fly terhadap hal yang positive, sebagaimana fly terhadap Allah, fly terhadap Allah lebih sulit daripada fly karena narkoba atau minuman keras, hanya orang-orang tertentu yang bisa nge-fly karena Allah, nge-fly kepada Allah tak semudah layaknya membeli alcohol atau narkoba kemudian meminumnya, akan tetapi nge-fly inilah berhubungan degan kekuatan keimanan seseorang kepada Robnya.
عَنْ أَبِيْ مُحَمَّدٍ عَبْدِ اللهِ بِنِ عمْرِو بْنِ العَاصِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: “لاَيُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يَكُونَ هَواهُ تَبَعَاً لِمَا جِئْتُ بِهِ” (1) حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيْحٌ رَوَيْنَاهُ فِي كِتَابِ الحُجَّةِ بِإِسْنَادٍ صَحِيْحٍ
Dari Abdullah Bin ‘Amr bin al ‘Ash a. Bekata : berkata Rasulullah SAW : “tidaklah seseorang dikatakan beriman hingga keinginannya tunduk pada apa yang aku datangkan dengannya”
sebagaimana yang telah di sebutkan dalam hadist di atas, bahwasanya keimanan dari hawa nafsunya tunduk apa yang yang telah di berikan oleh Robnya, selalu bersyukur dengan apa dapat ia rasakan saat itu, tak pernah meminta lebih, segala sesuatu yang ia rasakan saat itu telah menjadi nikmat tersendiri, hanya tunduk dan patuh terhadap perintah Allah serta menjalan sesuai dengan syariat yang benar, beribadah dengan menjalankan yang fardhu serta menjalankan sunnah Rosul, tak pernah mengharapkan kenikmatan dunia, dengan dapat lancar beribadah kepada Allah itupun melebihi dari nikmat mobil, rumah mewah, dll layaknya orang yang telah di anugrahi Allah dengan mempunya mobil serta harta yang banyak, akan tetapi itulah yang membedakan dengan seseorang yang ngefly terhadap Robnya, segala aktivitasnya di niatkan karena beribah kepada Allah, oleh karena itu saya mengatakan dengan ngefly To Allah, karena tak tergiur akan kenikmatan duniawi.
Dunia bukan tujuan akhir dari seseorng hidup, akan tetapi masih ada alam ke-tiga setelah dunia dan alam kubur yakni akhirat yang yang akan menempatkan seseorang sesuai dengan amal yang telah dikerjakan di dunia, amal seseorang memengaruhi di mana ia harus di tempatkan kelak, keburukan amal di dunia layaknya yang telah di larang dalam syariat akan di kembalikan terhadap tempat yang buruk pula sebagaimana Allah menciptakan surga dan neraka, akan tetapi bukan berarti seseorang yang nge-fly karena beribadah kepada Allah akan mendapatkan tempat yang istimewa layaknya surga, seseorang yang benar-benar beriman kepada Allah tidaklah mengahrapkan dimana ia di tempatkan kelak, hanya mengahrap ridhoNya serta kasih sayangNya, di dalam hatinya tak ada sedikitpun kesombongan, karena ia berpikir segala sesuatu tak ada yang perlu di sombongkan karena semuanya hanya milik Allah semata, itulah maksud dari kata nge-fly to Allah tak seperti nge-fly pada saat mengkonsumsi alcohol atau minuman keras, yang hanya untuk menuruti nafsu pada dirinya, serta mendapatkan kebahagiaan palsu karena hilangnya akan kesadaran diri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun