Kurikulum, menurut UU no. 20 tahun 2003, adalah set rencana dan pengaturan tentang tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Kurikulum mencakup semua pengalaman dan pengaruh yang berkorelasi dengan corak pendidikan yang digunakan anak-anak di sekolah.Â
Dengan demikian, kurikulum mencakup semua kegiatan siswa dan guru dan dilengkapi dengan alat-alat yang diperlukan untuk mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan sambil memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat sebagai pengguna lulusan. Kurikulum adalah suatu bentuk pengelolaan yang bertujuan untuk memastikan bahwa siswa belajar dengan baik dan berfokus pada meningkatkan interaksi belajar-mengajar. Â Sebelum membahas manajemen kurikulum secara lebih mendalam, termasuk prosedur pengelolaannya, kita harus memahami kurikulum dari berbagai perspektif.
Kurikulum 2013 adalah perubahan pada kurikulum yang berlaku di Indonesia pada tahun 2013. Kurikulum ini merupakan hasil dari serangan kegiatan pelatihan guru matematika yang dikenal sebagai Program Bermutu (Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading).Â
Tujuan utama kurikulum 2013 adalah untuk meningkatkan kemampuan guru dalam membuat soal yang bermuatan literasi matematika dan menerapkan pendekatan saintifik yang meliputi proses seperti mengamati, menanyai, mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan mengkomunikasikan. Sedangkan, Kurikulum Merdeka Belajar adalah bentuk penilaian kurikulum 2013.Â
Kurikulum Merdeka, yang diadaptasi dari situs web Kemdikbud, merupakan program pembelajaran intrakurikuler yang dirancang untuk memberikan siswa waktu yang cukup untuk mempelajari konsep dan memperkuat kemampuan mereka.Â
Menurut Buku Saku Tanya Jawab Kurikulum Merdeka, Kurikulum Merdeka adalah program pendidikan yang memungkinkan berbagai jenis pembelajaran di dalam dan di luar kelas. Jika siswa memiliki waktu yang cukup untuk mempelajari konsep dan memperkuat kemampuan mereka, pembelajaran akan berhasil (Heppy S & Bagja, 2022).
Generasi Z adalah generasi yang lahir dari tahun 1995 hingga 2010. Menurut penelitian Institute for Emerging Issues (2012) Singh dan Dangmei (2016) melaporkan bahwa, Generasi Z dianggap sebagai generasi yang paling berbeda, beragam, dan canggih secara teknologi. Dalam kehidupan mereka, generasi ini sangat lurus dalam komunikasi dan media sosial mereka, yang informal dan individual. Mereka adalah orang-orang dari generasi Do-It-Yourself.Â
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Dan Schawbel (2014), Generasi Z cenderung kurang termotivasi oleh uang, berwirausaha, dapat dipercaya, dan toleran daripada Generasi Y. Mereka lebih optimis tentang masa depan dan lebih realistis tentang harapan kerja mereka.Â
Namun, menurut hasil dari Generational White Paper (2011), Generasi Z cenderung lebih tidak sabar, berpikiran instan, kurang ambisi, dan individualistis. Mereka juga cenderung mengalami gangguan defisit perhatian karena ketergantungan yang tinggi pada teknologi dan rentang perhatian yang rendah; mereka juga lebih mandiri, menuntut, serakah, materialistis, dan merasa menjadi generasi yang paling berhak.
Dari perolehan data diatas, Kurikulum Merdeka Belajar tampaknya lebih sesuai dengan karakteristik Gen Z, yang dikenal sebagai generasi yang terbiasa dengan teknologi, suka berinovasi, dan lebih independen.Â
Dengan mengutamakan pembelajaran di dalam dan di luar kelas serta memberikan siswa waktu yang cukup untuk mempelajari konsep dan mengembangkan keterampilan mereka, kurikulum ini dapat lebih memenuhi kebutuhan generasi yang lebih individualistis, teknologi, dan memiliki. Metode belajar ini lebih interaktif, memungkinkan Gen Z untuk belajar melalui pengalaman langsung, eksperimen, dan penggunaan teknologi modern.Â