Mohon tunggu...
I.KETUT KARANG
I.KETUT KARANG Mohon Tunggu... wiraswasta -

Aku pensiunan berkerja kembali menjadi petani di Singaraja, BALI.

Selanjutnya

Tutup

Money

Kredit untuk Petani

19 April 2013   16:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:56 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Saya mempunyai lahan 0,75 ha berisi pohon cengkeh 50 phn, jeruk keprok 100 pohon, rumput makanan sapi untuk 2 ekor, pohon mahoni umur 5th 200 pohon. Pohon cengkeh dan jeruk sedang mulai belajar berbuah. Status tanah sertifikat hak milik atas nama saya.

Sertitifikat tanah ini saya gunakan sebagai agunan untuk memperoleh pinjaman di BRI rencana pinjaman 10jt, yang akan dipergunakan untuk membeli bibit sapi 1 ekor dengan harga sekitar 7 jt dan sisanya untuk pemeliharaan kebun selama 1 tahun. Namun ditolak pihak BRI dengan alasan saya tidak mempunyai usaha jual beli seperti yang disyaratkan artinya tidak mempunyai penghasilan tetap tiap bulan untuk pembayaran cicilan. Padahal saya sanggup mengangsur cicilan dengan menggunakan sisa gaji pensiunan dan hasil kerja ditempat lain sejumlah 1,5 jt. Menjadi pertanyaan : kredit/pinjaman apakah yang dapat diperoleh petani semacam saya ini? Apa sebenarnya KUR, Kredit ketahanan pangan, kredit syariah dll itu? Hal ini sangat bertentangan sekali dengan pernyataan Menteri Pertanian Suswono saat temu wicara dengan petani di Kab.Bintan (Kompas 8 Mei 20012), pak Siswono menyatakan bahwa : fasilitas kredit sangat mudah diakses oleh petani. Kalau petani mau bunga kredit yang rendah, petani bisa menfaatkan KUR dengan jaminan, dan mendapat pinjaman kredit lima kali dari nilai yang diagunkan. Katanya juga ada alternatif lain yaitu memanfaatkan kredit ketahanan pangan dan energi dengan bunga kredit 6%. Di daerah saya, BRI lebih mudah memberikan kredit yang mempunyai usaha dagang, dan petaniyang mempunyai usaha memproduksi tidak dapat layanan? Lihalah dikampung sampai ke gang sempit banyak kios/warung dan juga sudah ada pasar swalayan artinya semua ingin berdagang, dan nanti siapa yang mau berproduksi? Ide saya tidak muluk2 kalau bisa pinjam lebih besar sesuai dengan nilai angunan, dan bila mendapat pinjaman akan saya gunakan untuk sewa lahan sekedar tanam singkong kacang-kacangan dan sayuran, dan bisa menyerap tenaga 2-3 orang. Saya jadi iri juga kredit untuk kendaraan, properti, barang-barang konsumtif lainnya sangat mudahdiaksesnya...salam kompasiana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun