Pada saat itu, 11 sekolah dan klub berkumpul untuk merumuskan aturan baku permainan sepak bola yang dikenal saat ini.
Pada tahun 1904 kemudian organisasi tertinggi sepak bola terbentuk dengan nama Federation Internationale de Football Association (FIFA).
Cambridge University dan Sheffield FC diakui sebagai klub sepak bola tertua oleh FIFA karena didirikan pada tahun 1856 - 1857.
William McGregor, pria berkebangsaan Skotlandia, menjabat sebagai direktur klub Aston Villa sekitar tahun 1880 adalah orang pertama yang memiliki ide untuk membentuk liga sepak bola. Tepatnya September 1888, ide McGregor terwujud bernama "Football League".Tahun 1992 kemudian berganti nama menjadi "English Premiere League".
Berikut Liga terbaik di dunia menurut ranking FIFA berdasarkan jumlah penonton tertinggi di dunia (penonton langsung maupun melalui saluran TV resmi di dunia):
1) Premiere League Inggris, 2) La Liga Spanyol, 3) Bundesliga Jerman, 4) Serie A Italia, 5) Ligue 1 Prancis, 6) Eredivisie Belanda, 7) Liga Primeira Portugal, 8) Superlig Turki, 9) Brasileirao Brasil, 10) Primera Division Argentina, 11) Liga Super China 12) Liga Premier Rusia, 13) Segunda Division De Espana/La Liga Spanyol, 14) J-League Jepang, 15) Serie B Italia, 16) Liga Super Swiss/Swiss Serie A, 17) Allsvenskan Swedia.
Dari data diatas menunjukkan Primiere League Inggris menjadi "raksasa" kompetisi bola yang paling besar meraup keuntungan ekonomi.
Sebagai sebuah "industri" yang bukan hanya sekedar pertandingan sepak bola, Premier League memiliki beberapa sumber pendapatan/penghasilan, diantaranya dari penjualan tiket penonton, hak siar (televisi dan platform streaming), investasi, sponsorship, biaya transfer pemain, jersey dan merchandise, dan lain-lain.
Dari hak siar sekali musim kompetisi diperkirakan menghasilkan sebesar 2,8 milyar setara Rp 52.8 triliun, dari penjualan tiket menghasilkan 614 juta setara Rp 11,6 miliar per pertandingan, belum dihitung pemasukan dari sponsor.
Kompetisi sepak bola musiman Premier League juga menjadi event wisata yang mendatangkan devisa bagi Inggris. Kunjungan turis yang datang ke Inggris untuk wisata menonton bola diperkirakan bisa membelanjakan sebesar 555 juta setara Rp 10,4 miliar.
Sementara dari sisi pengeluaran pemilik klub bola bisa membelanjakan sebesar 3,5 milyar setara Rp 66 trilun untuk transfer pemain, operasional klub, dll.
Sehingga diperkirakan Premier League telah memberi kontribusi bagi GDP (Gross Domestic Product) Inggris sebesar 7,6 miliar atau setara Rp 143,4 triliun berdasarkan studi yang dilakukan oleh Ernst and Young LLP pada tahun 2022.