Saya berharap agar pemerintah pusat melalui Kemenhub segera menerbitkan penetapan lokasi (Penlok) berdasarkan kajian akademis/teknis, Analisa Dampak Lingkungan (AMDAL), Rencana Tata Ruang Wilayah (RTWR), azas manfaat berkelanjutan dan "nomenklatur" untuk direalisasikannya rencana Pembangunan "Bandara Bali Utara" di Kubutambahan, Buleleng, Bali bukan menerbitkan Penlok "Bandara Bali Barat Laut".
Di tengah kondisi pemulihan sektor pariwisata yang masih tertatih-tatih akibat Pandemi dan muncul ancaman baru krisis akibat perang Rusia-Ukraina harapan saya dengan dimulainya pembangunan Bandara Bali Utara bisa menjadi opsi untuk terserapnya masyarakat Bali yang dibandingkan provinsi lain paling parah terdampak Pandemi Covid.
Kalau saya cermati, mencari solusi atas persoalan tertundanya Penlok ini perlu belajar dari Jawa Tengah.
Niat Gubernur JawaTengah, Ganiar Pranowo, dalam membuka konektivitas bagian Utara dan Selatan Jawa Tengah disambut pemerintah pusat dengan dibangunnya 2 buah bandara baru di Jawa Tengah yakni Bandara Ngloram dan Bandara Jenderal Sudirman.
Untuk moda transportasi darat, saat ini pun pemerintah pusat sedang membangun baru jalan tol Semarang-Demak, Solo-Yogyakarta dan Semarang-Yogyakarta.
"Alhamdulillah Ngloram yang sudah jadi mimpi sejak tahun 71, hari ini diresmikan oleh presiden," kata Ganjar Pranowo usai mendampingi Presiden Jokowi dalam acara peresmian.
Presiden Joko Widodo meresmikan Bandara Ngloram di Blora, Jawa Tengah. Keberadaan bandara ini diharapkan akan membangkitkan perekonomian dan investasi di wilayah yang ada di sekitar bandara. Peresmian ini dilakukan Jumat (17/12/2021).
Jawa Tengah menambah satu lagi bandara dengan diresmikannya Bandara Jendral Besar Soedirman (JBS) Purbalingga. Bandara ini dibangun sejak tahun 2019 dan selesai pada tahun 2021. Per Kamis 3 Juni 2021 telah melayani penerbangan komersial.
Usulan Bandara JBS di Kabupaten Purbalingga yang awalnya hanya sebuah mimpi, kembali mengemuka dan dikawal prosesnya oleh Pemprov Jateng setelah diusulkan juga oleh para kepala daerah di sekitar wilayah Banyumas.
"Ini sebenarnya mimpi yang cukup panjang bahkan sejak saya masih DPR RI dulu, Pak Triyono Pak Bupati (di era itu) sudah memulai, terus kemudian belum berhasil," kata Ganjar Pranowo.