Bahkan beberapa bendungan diproyeksi baru bisa diselesaikan di tahun 2025 yakni:
(1) Bendungan Tigadihaji di Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan
(2) Bendungan Bener di Purworejo, Jawa Tengah
(3) Bendungan Bagong di Trenggalek, Jawa Timur
(4) Bendungan Jragung di Semarang, Jawa Tengah.
Pembangunan Bendungan Bener
Pembangunan Bendungan Bener sebagai bagian Proyek Strategis Nasional (PSN) rencana dibangun untuk menampung Sungai Bogowonto. Karena lokasi pada daerah tebing curam maka tubuh bendung didesain memiliki tinggi sekitar 160 meter dan diklaim sebagai bendungan tertinggi di Indonesia bahkan Asia Tenggara.
Diproyeksikan memiliki kapasitas tampung 90,39 juta meter kubik yang menggenangi lahan seluas 313 hektar di wilayah empat desa di Kabupaten Purworejo dan tiga desa di Kabupaten Wonosobo.
Tujuan pembangunan bendungan utamanya adalah untuk irigasi pertanian, menjaga ekosistem kawasan, pengendali banjir, potensi listrik serta suplai air baku terkhusus akan dialirkan untuk memasok kebutuhan air ke Bandara Yogyakarta International Airport (YIA) di Kabupaten Kulon Progo.
Tapi jika kemudian ada narasi penolakan pembangunan itu akan merugikan masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari pertanian di sekitar lokasi pembangunan tentu sesuatu yang agak ganjil.
Jika kita jujur, adakah pembangunan proyek yang tidak memiliki dampak?
Sepanjang setiap pembangunan melalui kajian akademik yang memperhitungkan teknis, ekonomis, manfaat dan analisa dampak lingkungannya maka kerusakan dan rehabilitasi selama pembangunan adalah hal yang niscaya.
Kemudian harus dipahami juga bahwa lokasi bendungan hampir mustahil dibangun diluar Daerah Aliran Sungai yang notabene sangat mungkin ada di daerah hulu/pengunungan bahkan sangat memungkinkan di tengah hutan. Oleh karena itu untuk membangun struktur tubuh bendung mempertimbangkan material pembentuknya apakah beton bertulang atau urugan (batu).
Nilai keekomiannya dapat ditekan jika material pembentuk struktur bendung ada dekat dengan lokasi. Maka pemilihan batu yang diambil dari Bukit Wadas tentu telah melalui kajian itu.
Menurut Kepala Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Bendungan Bener, M. Yushar mengatakan bukit di Wadas menyimpan batu andesit sebanyak 40 juta meter kubik. Tetapi yang diambil untuk kebutuhan pembangunan proyek bendungan hanya 8,5 juta meter kubik selama pengerjaan konstruksi antara dua hingga tiga tahun.