Leonardo da Pisa "Fibonacci" (1170 - 1250 M) adalah salah satu ilmuwan matematika Italia. Ia dikenal karena memperkenalkan seri Fibonacci. Berdasarkan buku The Art of Computer Programming karya Donald E. Knuth, barisan "seri Fibonacci" ini pertama kali sebenarnya telah dijelaskan oleh matematikawan India, Gopala dan Hemachandra pada tahun 1150 M, ketika menyelidiki berbagai kemungkinan untuk memasukkan barang-barang ke dalam kantong.
Rene Descartes (1596-1650 M), adalah seorang matematikawan, fisika dan seorang filsuf Prancis, terkenal karena filosofi 'Cogito Ergo Sum' nya. Memberikan dasar-dasar kalkulus modern.
Pierre de Fermat (1607 - 1665 M), adalah matematikawan Prancis, mempresentasikan Persamaan Kwadrat yang sudah ditemukan oleh Brahmagupta di India ratusan tahun sebelumnya.
Isaac Newton (1642 - 1726 M), adalah seorang matematikawan, fisikawan dan filsuf Inggris. Karya bukunya Philosophi Naturalis Principia Mathematica yang diterbitkan pada tahun 1687 dianggap sebagai buku paling berpengaruh sepanjang sejarah sains. Buku ini meletakkan dasar-dasar mekanika klasik. Dalam karyanya ini, Newton menjabarkan hukum gravitasi dan tiga hukum gerak yang mendominasi pandangan sains mengenai alam semesta selama tiga abad.
Era Majapahit
Teori kepemimpinan Nitisastra yang ditulis Canakya, pada seribu delapan ratusan tahun kemudian era Majapahit, diadopsi kedalam bahasa Kawi/Jawa Kuno tentu dengan konteks Nusantara saat itu. Dalam kurun waktu yang hampir bersamaan di Eropa (dunia barat) telah mengilhami Machiavelli seorang filsuf Italia di masa Renaisance menulis buku politik Il Prinsipe (studi klasik tentang kekuasaan).
Di Jawa dan Bali, Nitisastra ini terdiri dari 83 bait puisi dalam sepuluh pupuh. Niti Sastra dikenal pula sebagai Raja Dharma, Dandaniti, Raja Niti dan istilah yang paling tua adalah Artha Sastra.
Atas dasar sumber sastra tersebut maka politik bukanlah hal tabu karena Niti Sastra merupakan sebuah konsep penataan pemerintahan dalam rangka pembangunan negara (nation and character building) sebagaimana dimaksud pendiri bangsa, Bung Karno.
Niti Sastra juga mengajarkan tanggung jawab sebagai warga negara untuk patuh terhadap konstitusi dan produk hukum lainnya serta pelaksanaan kewajiban dan hak warga negara atas kebijakan pemerintah dalam rangka mewujudkan negara kesejahteraan, menanamkan jiwa patriotisme dan kesadaran untuk membela bangsa dan negara.
Tujuan mempelajari Niti Sastra adalah agar tercapainya tujuan Dharma atau disebut dengan Dharma Sidhyartha. Dalam mencapai kebenaran hendaknya harus mempertimbangkan lima unsur yang disebut dengan Iksa, Sakti, Desa, Kala dan Tattwa.
(1) Iksa, berarti pandangan atau cita-cita untuk mencapai kesejahteraan;