Nyepi, hening tanpa aktifitas merupakan hal yang biasa dilakoni orang Bali (umat Hindu umumnya). Mengingat dalam teologi Hindu dikenal Catur Asrama, empat tahapan kehidupan untuk mencapai kehidupan bahagia lahir bathin, dunia akhirat, Moksartham Jagadhita Ya Caiti Dharma.
Keempat tahapan itu yakni:
1) Brahmacari adalah masa mencari pengetahuan untuk bekal kehidupan. Dalam fase ini pengetahuan dapat diperoleh hingga lintas batas negara, lintas batas pergaulan.
Jika pada fase ini tidak dibentengi kecerdasan (waskita), kebijaksanaan (wiweka) maka tak ayal dapat terjerumus pada hal-hal yang negatif, membahayakan diri sendiri dan merugikan orang lain.
Lalu tahapan berikutnya ketika telah cukup ilmu, pengetahuan dan kematangan mental spiritual memasuki masa
2) Grahasta. Tentu ketika memasuki tahapan Grahasta, masa berumah tangga akan dituntut tanggungjawab yang lebih besar untuk membangun keluarga, menghidupi keluarga, melindungi keluarga dan tanggungjawab sosial yang lebih luas dalam kehidupan beragama dan kehidupan sosial lainnya.
Pada masa ini pun banyak ujian yang akan dilalui. Perselisihan pendapat, sikap yang egois, kehilangan komitmen dan kemungkinan problem ekonomi.
Jika mampu melaluinya dengan baik maka selanjutnya menuju tahapan kehidupan yang disebut 3) Wanaprasta.
Layaknya kehidupan di hutan yang jauh dari gegap gempita, hingar bingar, pada fase ini manusia dituntut mampu melepas ketergantungannya dengan materi, tidak lagi ambisius apalagi mencari sensasi, mampu bertahan dalam situasi terburuk sekalipun dengan tetap tenang, tidak panik namun pikiran tetap bekerja untuk mengatasi keadaan.
Jika melewati tahapan Wanaprasta, selanjutnya manusia akan memasuki masa 4) Sanyasin/Bhiksuka. Hidup adalah pelayanan. Manava seva, madhava seva yakni melayani manusia sama dengan melayani Tuhan. Pada fase ini manusia telah mampu memutus keterikatannya dengan duniawi, berkomtemplasi mencari hakikat kebenaran, hakikat kehidupan dalam alam semesta agar menjadi manusia yang tercerahkan.
Dalam praktik melatih kontemplasi pencarian hakikat kebenaran, hakikat kehidupan dalam alam semesta agar menjadi manusia yang tercerahkan maka dalam Hindu mengenal ajaran Yoga dan Meditasi yang diperkenalkan seorang filsuf India Kuno, Maharsi Patanjali.