COVID-19 di negara kita Indonesia masih belum usai, menyebabkan seluruh kegiatan yang biasa dilakukan di luar rumah menjadi terbatas dan dilakukan secara Online, salah satu nya di dunia Pendidikan. Hal ini dilakukan guna meminimalisir kontak fisik secara massal sehingga dapat memutus mata rantai penyebaran virus Corona.
Media daring dirasa sangat efektif sebagai langkah solutif untuk mencegah penyebaran Covid-19 di lingkungan pendidikan. Guru tinggal memberikan soal yang nantinya dikirim melalui ponsel/laptop peserta didik atau orang tua. Kemudian peserta didik tinggal megerjakan tugas dari guru. Hasil pekerjaan atau tugas tersebut dikirim kembali kepada guru melalui WA, aplikasi, atau dikumpulkan pada saat masuk sekolah.
Salah satu program kerja dari Tim KKN Reguler Dari Rumah (RDR ) Ke – 77 Kelompok 54 UIN Walisongo Semarang adalah membantu dan juga mendampingi siswa saat belajar Online, kegiatan ini dilakukan disekitar tempat tinggal masing-masing. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan dapat membantu meringankan beban siswa dan orang tua dalam menghadapi pembelajaran daring di masa Pandemi ini.
“Pandemi membuat kami selaku para guru mau tidak mau memberikan materi dan juga latihan soal kepada para siswa melalui WA, walau sebenarnya kurang rinci penjelasan nya, tapi kami para guru akan sebisa dan semaksimal mungkin memberikan yang terbaik untuk para siswa” tutur Ibu Sudarti, S.Pd.MM selaku Kepala Sekolah SMP N 2 Sungai Rumbai.
Akan tetapi tidak semua siswa menyuaki sistem pembelajaran Daring, banyak yang lebih suka tatap muka (offline), karena materi yang di jelaskan akan lebih jelas jika secara langsung. Dan juga terkadang tugas yang diberikan oleh guru juga sangat banyak, siswa belum faham dengan materi tetapi sudah diberikan tugas yang banyak. Hal inilah yang menjadi keluhan para siswa.
“Saya tidak terlalu menyukai sistem Daring ini, karena terkadang penjelasan yang diberikan itu masih kurang nyantol di otak kak, apalagi pelajaran Matematika lebih enak dan mudah dipahami jika diajarkan secara langsung gitu.” Ungkap salah seorang siswa yang bernama Ro’uf Prabowo.
Selain itu, tidak semua orang tua yang kondisi ekonomi nya baik, sehingga anak belum mempunyai handphone yang mumpuni untuk belajar. Ada yang sudah punya handphone tapi belum terlalu pandai dalam menggunakan nya. Dan juga kuota internet untuk dapat mengakses materi dan tugas yang diberikan. Karena terkadang ada materi dimana siswa harus menonton YouTube.
Untuk itu, keberhasilan pembelajaran online membutuhkan kerjasama yang sinergis antara guru, sekolah, orang tua dan siswa. Sekolah perlu memperhatikan orang tua siswa yang tidak mampu membayar kuota atau tidak memiliki ponsel yang cukup untuk melakukan pembelajaran online dengan baik.
Selain itu, keberhasilan pembelajaran online di masa pandemi Covid19 bergantung pada kedisiplinan semua pihak. Oleh karena itu, sekolah perlu merencanakan dengan mengembangkan kontrol yang tepat dalam mengatur sistem pembelajaran online mereka. Hal ini dapat dicapai melalui jadwal yang sistematis, terstruktur dan sederhana yang memfasilitasi komunikasi antara orang tua dan sekolah dan memungkinkan pemantauan yang efektif terhadap anak-anak yang belajar di rumah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H