Mohon tunggu...
Ike MayangArum
Ike MayangArum Mohon Tunggu... Guru - Guru Farmasi, Apoteker

Saya Guru Farmasi dan Apoteker yang hobi aerobic, kuliner dan traveling.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mulai Dari Diri Modul 1.1 Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 8

15 Mei 2023   20:17 Diperbarui: 15 Mei 2023   20:22 1066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Grafis: suarapemerintah.id

 

  •  Reflektif Kritis

Salah satu filosofi Ki Hadjar Dewantara menyatakan bahwa seorang pendidik pada hakikatnya sama dengan seorang petani yang menanam padi. Dimana padi dianalogikan dengan peserta didik. Seorang petani, hanya dapat menuntun tumbuhnya padi, dia dapat memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman padi, memberi pupuk dan air, membasmi ulat-ulat, tikus, gulma, rumput atau jamur-jamur yang mengganggu hidup tanaman padi tersebut.  Meskipun pertumbuhan tanaman dapat diperbaiki, tetapi dia tidak dapat mengganti kodrat-iradatnya padi. Misalnya dia tidak akan dapat menjadikan padi yang ditanamnya itu tumbuh sebagai singkong. Selain itu, dia juga tidak dapat memelihara tanaman padi tersebut seperti cara memelihara tanaman kedelai atau tanaman lainnya. Memang benar, ia dapat memperbaiki keadaan padi yang ditanam, bahkan ia dapat juga menghasilkan tanaman padi itu lebih besar daripada tanaman yang tidak dipelihara, tetapi mengganti kodrat padi itu tetap mustahil. Demikianlah Pendidikan itu, walaupun hanya dapat ‘menuntun’, akan tetapi manfaatnya bagi hidup dan tumbuhnya anak-anak sangatlah besar.

Anak-anak itu sebagai makhluk, manusia, dan benda hidup, sehingga mereka hidup dan tumbuh menurut kodratnya sendiri, bahwa kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu adalah segala kekuatan yang ada dalam lahir dan batin dari anak-anak itu karena kekuasaan kodrat. Kita kaum pendidik hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan-kekuatan itu, agar dapat memperbaiki perilaku dan budi pekertinya, bukan dasarnya hidup dan tumbuhnya itu.

Jadi, anak yang dilahirkan itu diumpamakan sehelai kertas yang sudah ditulisi penuh, tetapi semua tulisan-tulisan itu suram. Guru itu berkewajiban dan berkuasa menebalkan segala tulisan yang suram dan yang berisi baik, agar kelak nampak sebagai budi pekerti yang baik. Segala tulisan yang mengandung arti jahat hendaknya dibiarkan, agar jangan sampai menjadi tebal, bahkan makin suram.

Relevansi pemikiran Ki Hadjar Dewantara dengan konteks pendidikan Indonesia, khususnya di sekolah tempat saya mengajar saat ini adalah Mengenai Pendidikan dengan perspektif global, yakni pengaruh dari luar tetap harus disaring dengan tetap mengutamakan kearifan lokal sosial budaya Indonesia. Oleh sebab itu, isi dan iramanya adalah muatan atau konten pengetahuan yang diadopsi sejatinya tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan konteks sosial budaya yang ada di Indonesia. Kekuatan sosial budaya Indonesia yang beragam dapat menjadi kekuatan kodrat alam dan zaman dalam mendidik (menuntun kekuatan kodrat anak).

Saya merasa sudah melaksanakan pemikiran Ki Hadjar Dewantara dan memiliki kemerdekaan dalam menjalankan aktivitas sebagai guru dengan adanya Kurikulum Merdeka saat ini, meskipun belum sempurna karena keterbatasan pengetahuan tentang cara-cara memberikan kemerdekaan belajar pada peserta didik.

  • Harapan dan Ekspektasi

Harapan yang ingin saya lihat pada diri saya sebagai seorang pendidik dan pada murid saya setelah mempelajari modul ini:

Kegiatan, materi, manfaat yang saya harapkan ada dalam modul ini

Untuk diri sendiri : menjadi guru yang menyenangkan dengan memberikan kemerdekaan belajar kepada murid

Ruang diskusi yang memperbincangkan cara menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi peserta didik

Untuk murid : murid saya selalu bahagia dan selalu semangat belajar setiap hari

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun