Mukmin sejati setidaknya memiliki kuat fisik, semangat yang tinggi dan adaptif sebagaimana disebutkan dalam hadis Dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah bersabda, 'Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah. Pada masing-masing memang terdapat kebaikan. Capailah dengan sungguh-sungguh apa yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu menjadi orang yang lemah. Apabila kamu tertimpa suatu kemalangan, maka janganlah kamu mengatakan, 'Seandainya tadi saya berbuat begini dan begitu, niscaya tidak akan menjadi begini dan begitu.' Tetapi katakanlah, 'lni sudah takdir Allah dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan dilaksanakan-Nya. Karena sesungguhnya ungkapan kata 'law' (seandainya) akan membukakan jalan bagi godaan setan. (HR. Muslim no. 2664)
Seorang mukmin yang kuat lebih baik dibanding mukmin yang lemah dari secara fisik atau iman, bahkan mukmin yang kuat dicintai oleh Allah karena kuatnya tersebut daripada seorang mukmin yang lemah. Mengandung pesan bahwa diperintahkan untuk menjaga fisik agar senantiasa bugar. Begitupula mukmin yang kuat secara fisik itu tidak cukup, namun kekuatan fisik itu hendaklah dijadikan untuk ketaatan, sehingga makna yang bisa diambil pula bahwa kuat disini bisa diartikan kuat dari segi keimanannya tahan dengan segala cobaan dalam kehidupan, sehingga lebih baik dan dicintai disisi Allah dibanding dengan imannya lemah.
Namun pada keduanya memiliki kebaikan, baik yang fisiknya kuat maupun yang fisiknya lemah begitupula imannya kuat atau lemah. sebagaimana Rasullullah bersabda, "Orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mukmin yang lemah. Pada masing-masing memang terdapat kebaikan...."
Semangat tinggi untuk meraih apa yang diinginkan merupakan sebuah keharusan seorang yang ingin mendapatkan keberhasilan, baik pada urusan dunianya maupun pada urusan akhiratnya. sebagimana disebutkan oleh Rasulullah "...Capailah dengan sungguh-sungguh apa yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu menjadi orang yang lemah..."
tatkala menginginkan kesuksesan dalam hidup harus dipastikan semangat itu ada, yang tidak hanya sebatas keinginan saja namun ada realisasi dari keinginan tersebut. dan jangan menjadi orang yang lemah yang tidak bisa memberikan kontribusi untuk hidupnya maupun untuk orang yang berada di sekitarnya.
Dituntut siapa saja untuk bisa beradaptasi baik lingkungannya maupun beradaptasi dengan ujian yang terjadi kepada-Nya. Sebagai seseorang maka kita tidak bisa terlepas dari ujian dalam hidup. sehingga tatkala mendapatkan kemudahan syukur namun tatkala mendapat kesulitan dan cobaan dalam hidup mesti bersabar atas ujian yang dihadapi. Inilah makna adaptif menerima ketentuan yang ditetapkan oleh Allah.Â
Sebagaimana Rasulullah bersabda "...Apabila kamu tertimpa suatu kemalangan, maka janganlah kamu mengatakan, 'Seandainya tadi saya berbuat begini dan begitu, niscaya tidak akan menjadi begini dan begitu.' Tetapi katakanlah, 'lni sudah takdir Allah dan apa yang dikehendaki-Nya pasti akan dilaksanakan-Nya. Karena sesungguhnya ungkapan kata 'law' (seandainya) akan membukakan jalan bagi godaan setan.".