Beberapa model evaluasi program pendidikan diantaranya:
(1) goal oriented evalution model
Goal Oriented Evaluation Model ini merupakan model yang muncul paling awal. Model evaluasi ini dikembangkan oleh Tylerdan yang menjadi objek pengamatan pada model ini adalah tujuan dari program yang sudah ditetapkan jauh sebelum program dimulai. Evaluasi dilakukan secara berkesinambungan, terus menerus, mengecek seberapa jauh tujuan-tujuan tersebut sudah terlaksana didalam proses pelaksanaan program. Jadi dapat disimpulkan bahwa model evaluasi ini dilaksanakan secara bertahap dan berkelanjutan sehingga hasilnya bisa dipantau apakah bisa mencapai target yang direncanakan atau tidak.
(2) goal free evalution
Goal Free Evaluation Model model evaluasi yang dikembangkan oleh Michael Scriven ini dapat dikatakan berlawanan dengan model yang dikembangkan oleh Tyler. Jika dalam model yang dikembangkan oleh Tyler, evaluator terus menerus memantau tujuan yaitu sejak awal proses terus melihat sejauh mana tujuan tersebut sudah dapat dicapai, sedangkan model ini justru menoleh dari tujuan sehingga dalam melaksanakan evaluasi program evaluator tidak perlu memperhatikan apa yang menjadi tujuan program tetapi memperhatikan bagaimana kerjanya program, dengan jalan mengidentifikasi penampilan yang terjadi baik hal-hal yang positif ataupun hal-hal negatif.
(3)Â Formatif-sumantif evalution model
Formatif-Sumatif Evaluation Model menunjuk adanya tahapan dan lingkup objek yang dievaluasi, yaitu evaluasi yang dilakukan pada waktu program masih berjalan (disebut evaluasi formatif) dan ketika program sudah selesai atau berakhir (disebut evaluasi sumatif).
(4) countenance evalution model
Countenance Evaluation Model dikembangkan oleh Stake yang menekankan pada adanya pelaksanaan dua hal pokok yaitu; Deskripsi (Description) dan Pertimbangan (Judgments); serta membedakan adanya tiga tahap dalam evaluasi program yaitu; Anteseden (antecedents/context), Transaksi (transaction/process) dan Keluaran (output-outcomes).
Model evaluasi pengawasan pendidikan berdasarkan perkembangan
Sudjana dan Ibrahim, mengelompokkan model evaluasi pendidikan menjadi 4 kelompok:
- Measurement model: evaluasi pendidikan pada dasarnya tidak lain adalah pengukuran terhadap berbagai aspek tingkah laku dengan tujuan untuk melihat perbedaan-perbedaan individual atau kelompok, yang hasilnya diperlukan dalam rangka seleksi, bimbingan, dan perencanaan pendidikan bagi para siswa di sekolah. Yang djadikan objek dari kegiatan evaluasi model ini adalah tingkah laku, terutama tingkah laku siswa.
- Congruence model: evaluasi itu tidak lain adalah usaha untuk memeriksa persesuaian (congruence) antara tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan dan hasil belajar yang telah dicapai. Objek evaluasi dalam model ini adalah tingkah laku siswa.
- Educational system evalution model: Model ketiga yang ini merupakan reaksi terhadap kedua model terdahulu. Model ini bertitik tolak dari pandangan, bahwa keberhasilan dari suatu sistem pendidikan dipengaruhi oleh berbagai faktor.
- Illuminative model:Â dikembangkan sebagai reaksi terhadap dua model evaluasi yang pertama, measurement dan congruence. Tujuan evaluasi menurut model yang ini adalah mengadakan studi yang cermat terhadap sistem yang bersangkutan.