Mohon tunggu...
Ikbal Ropik
Ikbal Ropik Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pasca Sarjana UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Karya buku: Meraih Kebahagiaan Hidup (2021), Menyelami Makna Syukur (2022), Sakit: Untaian Lara Penghapus Dosa (2023), Bekal Seorang Musafir (2024).

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Setidaknya bagi Waktu untuk 4 Empat Hal

20 Mei 2024   09:19 Diperbarui: 20 Mei 2024   09:28 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini kita muda nanti pasti kita akan merasakan tua, begitulah kehidupan tidak ada yang abadi selama hidup di dunia. Namun tidak semua yang muda akan merasakan tua terlebih dahulu, karena dia antara mereka ada yang Allah panggil lebih dulu boleh jadi diwafatkan kanak-kanak, boleh jadi sudah dewasa, dan boleh jadi disampaikan pada usia tua. 

Fasenya: Lemah - Menguat - Melemah kembali

Lemah yang kedua akan ditandai dengan "Syaibah" / uban yang menandakan lemah yang kedua tidak mungkin akan merasakan kuat lagi. Lemahnya inipun beriringan dengan "likaila ya lama mim ba'di 'ilmin syaian" / tidak mengetahui lagi sesuatu yang dahulunya telah diketahui. Atau artian banyak lupa dengan sesuatu yang dulu pernah dihafal dan diingat. 

Fisik tidak menetap pada satu keadaan dan kekuatan hafalan pun tidak menetap pada satu keadaan. Artinya masa yang adaa ini jangan sampai disiakan, apalagi masih kategori muda agar saat usia lanjut tidak menyesal karena tidak memaksimalkan fisik untuk kebaikan atau akal untuk belajar dan memahami agama, atau berfikir untuk kemaslahatan berkehidupan. 

Setidaknya waktu kehidupan kita bagi menjadi empat bagian:

  • Sisihkan waktu untuk bermunajat kepada Allah

Waktu khusus untuk mendekatkan diri kepada Allah, dimana kita mengadukan semua persoalan hidup kepada-Nya, waktu khusus antara kamu dengan Allah.

  • Sisihkan waktu untuk menghisab diri agar mengetahui kekurangan dan kelemahan diri

Perbaikan itu akan timbul diatas kesadaran akan kekurangan dan kekhilafan diri. Karenanya waktu menghisab diri ini penting disediakan agar kita menjadi pribadi yang senantiasa memperbaharui aktifitas keseharian menjadi lebih baik lagi. 

  • Sisihkan waktu untuk meningkatkan keimanan dan aqidah lewat belajar (baik lewat kauniyyah atau kauliyyah) 

Diantara jalan hidayah itu lewat belajar, jalan meningkatkan iman itu diantaranya belajar karena iman itu disebut simbol ilmu. Sehingga fahami betul dengan mempelajari Kitabullah lewat guru-guru kita atau dengan merenungi ciptaan Allah berupa alam raya dan seluruh isinya. 

  • Sisihkan waktu untuk mencari kehidupaan / tidak banyak diam, tapi tetap berupaya untuk memenuhi kebutuhan hidup. 

Seorang hamba tidak dipuji jika dia hanya diam saja di masjid zikir dan enggan memenuhi kebeutuhan hidupnya. Namun seorang hamba yang baik hendaklah bertebaran dimuka bumi untuk menggapai rizqi yang Allah suguhkan kepadanya, bertebaran dimuka bumi untuk menjemput rizqi dengan cara-cara yang dibenarkan dalam agama agar langkahnya menjadi berkah. 

Setidaknya inilah 4 hal yang mesti kita perhatikan, dan targetkan agar waktu bisa kita gunakan dengan maksimal. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun