Mohon tunggu...
Ikbal MujamilHamdan
Ikbal MujamilHamdan Mohon Tunggu... Novelis - Mahasiswa uin maulana malik ibrahim malang

Pengen santai ajah

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Menghafal Mufradat Tanpa Praktik, Baguskah?

12 September 2019   14:22 Diperbarui: 12 September 2019   14:36 15
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Mufradat atau dalam Bahasa Indonesia disebut dengan kosakata adalah gabungan dari beberapa huruf yang menyatu dan mempunyai makna. Mufradat sendiri adalah salah satu unsur bahasa yang keberadaannya tidak bisa lepas dari bahasa itu sendiri. Mufradat adalah jembatan pertama yang menghubungkan antara bahasa asal dan bahasa tujuan. Tanpa memahami mufradat maka kita tidak akan memahami bahasa tujuan.

Dalam memahami mufradat itu sendiri, banyak cara dilakukan oleh para pembelajar agar memahami mufradat itu sendiri. Dan salah satu cara yang paling sering dilakukan di berbagai tempat pembelajaran Bahasa Arab adalah dengan menghafal.

Banyak kita temukan bahwa menghafal selalu menjadi pilihan untuk mempelajari mufradat baru. Namun, muncul pertanyaan. Apakah menghafal mufradat saja mampu membuat seseorang terus menerus mengingat makna atau arti dari sebuah kata. Bukankah manusia adalah makhluk terbatas yang terkenal akan alfa dan lupanya?

Mufradat itu seperti air lalu otak adalah gelasnya. Gelas setiap orang berbeda-beda. Namun, ada satu kesamaan. Jika seseorang hanya mengisi air dalam gelas tersebut terus-menerus tanpa pernah sekalipun meminumnya, maka sebesar apapun gelas yang dimiliki oleh orang tersebut akan membuat air yang ada di dalam gelas tersebut tumpah. Mengisi air dalam gelas tanpa meminumnya akan membuat keberadaan air tidak ada artinya. Lalu bagaimana caranya kita agar mebuat air itu bermanfaat?

Jawabannya sederhana yaitu meminumnya. Dalam konteks ini kata minum berarti mempraktekannya. Mufradat yang kita hafal akan bertahan lebih lama dalam otak kita jika kita bisa melakukan praktek terhadap mufradat tersebut. Selain membuat mufradat lebih membekas dalam benak kita, mempraktekannya membuat keberadaan mufradat dalam benak kita lebih berarti. Untuk itu, mulailah praktek dengan mufradat kita mulai dari sekarang!

Banyak cara yang bisa dilakukan oleh kita dalam melakukan praktik menggunakan mufradat. Semua itu tercakup dalam empat kompetensi yang ada dalam Bahasa Arab atau yang  biasa disebut maharah. Keempat maharah ini akan membantu kita dalam lebih membekaskan mufradat dalam benak kita. Mulai dari maharah istima', maharah kalam, maharah qiraah dan maharah kitabah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun