Mohon tunggu...
ikbal kusumah
ikbal kusumah Mohon Tunggu... -

saya mahasiswa universitas garut

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

The Bang Bang Club

12 November 2012   15:18 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:33 420
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada awal periode 1990an terjadi konflik di afrika yang terjadi antara beberapa kubu, yaitu ANC, Inkhata dan mandela, konflik ini disebabkan karena kesalahfahaman pandangan politik antar kubu. Hingga konflik ini menimbulkan banyak korban.

Konflik ini adalah konflik yang tidak banyak diketahui dunia, atau disebut dengan (the hidden war) Pada konflik ini, terlibat 3 orang fotografer (kevin carter, ken oosterbroek, joao silva) mereka bekerja di bawah naungan The Star, mereka bertugas meliput kejadian – kejadian ditengah konlik tersebut. Awalnya mereka hanya mencari uang demi kepentingan individu, tetapi dalam tugas mereka bertemu dengan seorang pekerja bebas yaitu (greg marinovich) seorang fotografer.

Awalnya mereka dengan greg tidak saling mengenal, pada saat itu greg masuk ke area perkampungan untuk mengambil gambar, dan hasilnya menakjubkan, lalu ia menunjukan hasil foto - foto tersebut ke pada the star, dan bertemu kembali dengan ke 3 fotografer itu, the star pun tertarik dengan foto – foto greg, greg pun bergabung dengan the star dan ke 3 fotografer itu, kemudian mereka bertugas bersama dalam konflik di afrika.

Mereka membentuk sebuah klub dengan nama ( the bang bang club). Pada saat bertugas ideologi mereka hanya uang dan uang, tetapi greg berbeda, sudut pandangnya berubah ketika melihat situasi yang begitu memprihatinkan, akhirnya ia tergerak untuk menyampaikan fakta ini kepada dunia supaya mereka tau bahwa ini bukanlah (the hidden war) ini adalah perang yang ironis.

Pada saat pengambilan foto, greg mengambil sebuah foto yang dramatis dan mengubah pandangan dunia pada saat itu, greg mendapatkan penghargaan dari hasil fotonya tersebut

( foto greg yang mendapat penghargaan pulitzer)

Setelah kejadian tersebut, mereka ber 4 terus meliput kejadian kejadian disana, dan mendapatkan banyak foto, dalam pekerjaan ini sangat memacu adrenalin, mental, dan emosi.

Tetapi kevin carter yang bertingkah aneh dan ceroboh karena ketergantunganya terhadap obat obatan dan narkoba, membuatnya dikeluarkan dari the star, kevin mengalami depresi dan mencoba menenangkan diri ke daerah sudan. Di sana ia menemukan hal yang ironis, yaitu krisis kelaparan yang melanda sudan, kevin pun tergerak untuk menyampaikan pesan kepada dunia dengan fotonya yang menakjubkan, ia mengambil gambar seorang anak perempuan kelaparan yang berada di depan burung pemakan bangkai, Foto tersebut menjadi pembicaraan dan perhatian dunia hingga ia mendapatkan penghargaan pulitzer dari fotonya tersebut.

(Foto kevin carter yang mengguncang dunia)

Tetapi foto tersebut mebuatnya depresi, karena dunia mempertanyakan nasib dari anak yang berada dalam fotonya, ia tidak bisa menjawab pertanyaan yang terus menerus mendatanginya, hingga ia mengalami trauma yang mendalam, ditambah lagi dengan kematian sahabatnya, ken oosterbroek pada saat bertugas. Kevin merasa depresi dan trauma dengan semua kejadian itu, hingga akhirnya ia bunuh diri dan menuliskan pesan sebelum kematianya.

Ini adalah isi pesan yang ia, sebelum kematiannya.

“I am depressed … without phone … money for rent … money for child support … money for debts … money!!! … I am haunted by the vivid memories of killings and corpses and anger and pain … of starving or wounded children, of trigger-happy madmen, often police, of killer executioners … I have gone to join Ken if I am that lucky.”

Setelah kejadian itu, konflik di afrika berkahir dengan damai, berkat ke 4 fotografer ini, kevin carter, ken oosterbroek, joao silva, greg marinovich. Mereka berhasil mengubah dunia lewat foto fotonya yang luar biasa.

Ini adalah sudut pandang saya mengenai foto dan trauma yang mendalam dalam konflik di afrika.

Semoga bermanfaat, terima kasih...

Ikbal kusumah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun