Mohon tunggu...
Ika Yuni Purnama
Ika Yuni Purnama Mohon Tunggu... Desainer - Ika Yuni Purnama

Desainer interior dan pengajar di Instiitut KesenianJakarta

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

ORLOJ

21 Desember 2021   06:38 Diperbarui: 21 Desember 2021   06:51 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Senja berkabut dingin
Jam berdentang di Praha
Hati tertambat di kota tua

Kabut membalut kota tua
Seperti bentuk persegi empat
Tergesa mereka berjalan dari Charles bridge
Berkumpul menatap satu permata berharga di tanah Ceko
Dan kabut segera berubah gerimis putih

Hanus telah membuatnya indah luar biasa
Hingga matanya terbakar besi menyala
Dan Praha telah dikutuk
Keberuntungan telah ditentukan oleh sebuah arloji
Karena kematian Hanus

Tetiba bunyi jam berdentang
Jendelanya terbuka
Dua belas ffigur rasul animasi menari
Membawa kehidupan silam

La Muerte telah menarik tali untuk memulai parade
Seorang pangeran Turki menatap para wanita dengan genit
Seorang Yahudi memamerkan kantong uang
Seorang pria lain berdiri congkak
Mereka tetap menari
Dan serempak menggelang pada jam pasir
Tidak setuju pada kematian
Namun kematian tetap mengangguk
Waktu mereka tetap habis

Jakarta-Ceko, 21122021.06.01 WIB

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun