Aku sangat menikmati beranda rumahmu
kita berbagi kue manis di tepian sungai jernih membelah kota Yogyakarta
Rambutmu selalu dikepang dua dan rambutku kubiarkan tergerai lepas
Matamu menatapku tak berkedip saat itu
seperti segan, seperti iri
tapi aku tak peduli
aku suka hitam manismu dengan wajah yang gigih menatap masa depan      walau hidupmu penuh peluh dan duka
mengenangmu seperti  kembali bermain petak umpet dan berkejaran di tepian sungai  penuh tawa riang          nyalakan  api semangatku hingga kini
kadang aku ingin bertemu
Tapi entah di mana adamu
Paramita, ayu parasmu           namamu  indah                 seindah kepang rambutmu
Jakarta, 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H