Mohon tunggu...
Ika Wirdani
Ika Wirdani Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Pejuang Mimpi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kelirunya Seorang Ibu, Menyebabkan Diare pada Anak

11 September 2020   14:26 Diperbarui: 11 September 2020   14:26 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kekeliruan adalah sikap yang ditunjukan atau pernyataanyang di buat oleh seseorang saat perilaku/sikap pernyataantersebut memiliki alasan yang tidak benar atau menyesatkan. Atau sering bisa disebut Keliru itu membiasakan kebiasaan yang sama. 

Penyakit diare menjadi masalah global berbagai Negara, terutama di Negara berkembang. Diare  adalah buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dengan frekuensi lebih sering dari biasanya (tiga kali atau lebih) dalam satu hari (Depkes RI 2011). Diare biasanyadisebabkan oleh virus atau, terkadang, makanan yang terkontaminasi. 

Jarang sekali menjadi tanda gangguan lain, seperti penyakit radang usus atau sindrom iritasi usus. Gejalaberupa sering buang air besar encer dan nyeri perut. Kebanyakankasus dapat sembuh dengan sendirinya. Beberapa infeksimungkin perlu antibiotik. Kasus yang parah dapat menyebabkandehidrasi sehingga membutuhkan cairan intravena.

Keliru perilaku ibu dalam memilih makanan sangatpenting, jangan biarkan anak mengkonsumsi jajan yang sembarangan karena bisa saja pada jajanan tersebut banyakmengandung bahan berbahaya seperti zat kimia. Kemudiandalam memasak dan mengolah. Cara memasak makanan yang baik dan benar makanan di cuci bersih  dan makanan pada saatdi masak tidak terlalu matang. Menjaga kebersihan alat makanpada anak juga harus lebih untuk di perhatikan.

Penanganan perilaku ibu terhadap kejadian diaere pada balitadari segi makanan harus dilakukan tepat yaitu:

Rantau Prapat adalah Ibu Kota Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara, Indonesia. Penyakit diare di Rantau Prapatmerupakan salah satu masalah kesehatan yang utama, hal inidisebabkan karena masih tingginya angka kesakitan diare yang menimbulkan banyak kematian terutama pada balita. Jumlahpenduduk Kabupaten Labuhan Batu mulai Tahun 2018 sampaidengan 2020 cenderung meningkat. 

Tahun 2018 jumlahpenduduk sebesar 462.191 jiwa, sedangkan pada Tahun 2020 terjadi peningkatan jumlah penduduk menjadi 478.593 jiwa. Kepadatan Penduduk Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2017 sebesar 187 jiwa/km2. Hal ini berarti bahwa setiap 1 km2 daerahKabupaten Labuhan Batu dihuni penduduk lebih kurang 187 jiwa. 

Sementara itu, berdasarkan hasil Susenas 2007 menunjukkan kepadatan penduduk Labuhan Batu sekitar 160 jiwa/km2. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa daerahLabuhan Batu dari tahun ke tahun semakin padat. Secarakeseluruhan diperkirakan angka kejadian diare pada balitaberkisar antara 40 juta setahun dengan kematian sebanyak200.000 sampai dengan 400.000 balita. 

Jumlah kasus diare di Rantau Prapat tahun 2020 Prevalensidiare di Rantau Prapat Kabupaten Labuhan Batu dengandiagnosis sebanyak 10.08% (95% Cl 8.04%-12,58%) dandengan diagnosis disertai gejala sebanyak 12.04% (95% Cl9.73%-14). Persentase frequensi perilaku ibu baik menunjukansebanyak 54% dan perilaku buruk menunjukan 56% dari total 100%.

Proporsi perilaku benar dalam cuci tangan pada pendudukumur 18 tahun di kabupaten/kota labuhan batu, 26.50%(95% Cl 20,50% - 33.52%) dari jumlah sampel yang di gunakan1.807.

Penularan Diare Menurut departemen Kesehatan RI (2005), kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal oral antara lain melalui makanan atau minuman yang tercemar tinjadan atau kontak langsung dengan tinja penderita. Beberapperilaku yang dapat menyebabkan penyebaran kuman enteric dan meningkatkan resiko terjadinya dire yaitu: tidakmemberikan ASI secara penuh 4-6 bulanpada pertamakehidupan, menggunakan botol susu, menyimpan makananmasak pada suhu kamar, menggunakan air minum yang tercemar, tidak mencuci tangan sesudah membuang tinja anak, tidak mencuci tangan sebelum dan sesudah menyuapi anak dantidak membuang tinja termasuk tinja bayi yang benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun