Mohon tunggu...
Ika Widias
Ika Widias Mohon Tunggu... -

Diaz suka banget jalan_jalan (vacation),,wisata kuliner,,ma fotografi. Sekarang agyy proses pembiasaan menabung.\r\nTETAP SENYUM dan RAJIN MENABUNG yaa :)\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

“Wani Piro?” Vs. Pancasila

1 Juni 2011   05:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:59 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Apa yang terjadi dengan negara ini? Korupsi, Kolusi, Nepotisme merajalela dimana-mana dan mulai meracuni masyarakat luas. Bahkan korupsi terjadi tidak hanya di lingkungan elit politik saja, akan tetepi saat ini lingkungan pendidikan pun berpeluang sebagai lahan korupsi. Sebagai contoh, ketika suatu instituisi pendidikan akan mendirikan gedung sebagai suatu fasilitas dan sarana lainnya serta pada saat penerimaan siswa atau mahasiswa baru. Akan menjadi sangat rawan sekali ketika moral setiap individu tidak terjaga dengan baik. Selain korupsi, mereka melakukan juga penyuapan dan menerima siswa/ mahasiswa berdasarkan persaudaraan ataupun pertemanan. Semua itu tidak jauh-jauh dari pertanyaan “Wani piro?”.

Indonesia adalah negara yang berideologi Pancasila, dimana di dalamnnya memuat nilai-nilai luhur yang sangat mulia. Sangat menyedihkan sekali, ketika Pancasila sebagai idiologi yang dijunjung tinggi akan tetapi semua itu hanyalah simbol dan tidak diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Adanya KKN merupakan suatu tindakan yang sangat menyimpang dari Pancasila dan menggambarkan adanya degradasi moral. KKN dapat terjadi di dalam masyarakat karena adanya peluang, moralitas yang rendah dan tuntutan untuk memenuhi kebrutuhan hidup maupun ingin memiliki status sosial yang tinggi. Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwasanya KKN tersebut terjadi bukan hanya karena keinginan dari elit politik maupun pemegang kekuasaan saja tetapi juga masyarakat sendiri ikut melanggengkan.

Semua warga negara hendaknya perlu turut serta memerangi KKN. Namun,saat ini para elit politik sangat sulit diharapkan partisipasinya karena mereka sibuk dengan kepentingannya sendiri, sehingga peran mahasiswa dan civil society harus dominan. Para mahasiswa harus belajar dengan giat dan mempersiapkan diri untuk masuk di dalam pemerintahan baik itu di tingkat lokal maupun nasional. Tentu mereka harus dibekali dengan integritas dan moralitas yang tinggi sehingga tidak tergiur dengan hal-hal negatif nantinya. Mereka juga harus bisa membuat suatu perubahan yang besar menuju kearah yang lebih baik. Tidak seperti saat ini, dimana pemegang kekuasaan diduduki oleh orang-orang yang orientasi kerjanya tidak untuk mensejahterakan rakyat tetapilahan untuk memperoleh keuntungan bagi dirinya sendiri.

Masyarakat juga terus melakukan kontrol terhadap apa saja yang dilakukan oleh para pemangku jabatan, sehingga apabila terdapat penyimpangan dapat ditindaklanjuti sesuai hukum yang berlaku. Bahkan apabila dengan cara tersebut belum dapat menghilangkan atau setidaknya meminimalisasi, dapat juga dilawan dengan revolusi. Akan tetapi masyarakat sendiri juga harus memiliki mental yang kuat ketika melawan KKN tersebut. Oleh karena itu penting kiranya untuk tidak hanya mengerti tentang Pancasila, tetapi lebih kepada mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Pemerintah perlu memberi contoh yang baik dan terus berupaya untuk mensejahterakan rakyatnya, sehingga kepercayaan warna negara tinggi. Begitu pula dengan warga negara, untuk tidak ikut melanggengkan adanya KKN sehingga akan tercipta kehidupan yang lebih baik dari saat ini. Tetap optimis bahwa “Wani piro” dapat dilawan dengan Pancasila.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun