Entah apa yang mendorong niat saya untuk berkebun, keinginan ini tiba-tiba muncul dan begitu bersemangat saya dibuatnya. Orang pertama yang tahu niat saya ini tak lain adalah Raihan (anakku). Bunda: "bang kita nanam sayur yuuk" Raihan: "sayung (blum bisa huruf 'r') apa bunda? sayung asem?" Bunda: sambil tepok jidat "bukan sayang tapi kita nanam sayur bayam, sawi, kangkung dan banyak lagi. Abang mau ga temani Bunda?" Raihan: "abang mau bunda." Saya bertanya-tanya kepada tetangga dimana letak toko pupuk di daerah Cilegon. Maklumlah hampir 3 tahun tinggal di Cilegon tapi saya belum begitu mengenal kota ini, hanya daerah yang sering kukunjungi saja yang aku tau nama lokasinya. tak hanya sekedar bertanya kepada tetangga, saya pun sampai pasang status di BB menanyakan lokasi toko pupuk di cilegon. Malangnya tak ada 1 pun kontak di BB yang merespon. Tapi niatku justru semakin bulat, hingga akhirnya aku bertemu tukang sayur langgananku. Tanpa malu-malu saya pun menanyakan keberadaan toko pupuk di Cilegon. Dengan begitu meyakinkan, tukang sayur memberitahu bahwa tokopupuk ada di daerah Kranggot (sebelum pasar Baru). begitu dapat jawaban, langsung kulangkahkan kaki bersama Raihan berangkat menuju daerah Kranggot. Rupanya memang benar informasi dari tukang sayur itu. Aku berhasil menemukan toko pupuk dan membeli beberapa keperluan untukku berkebun disana. Diantaranya aku membeli benih bayam, sawi, dan kangkung. Kemudian aku juga membeli 2 karung kompos, polybag, dan pupuk untuk merangsang pertumbuhan buah. Senang sekali rasanya, niatku untuk berkebun sudah separuh jalan. Bahan-bahan dan perlengkapannya sudah ada tinggal pelaksanaannya saja. Setiba dirumah, saya pun bergegas mulai memasukkan kompos kedalam kantong polybag kemudian aku mulai semai benih sawi. Benih bayam dan kangkung belum saya semai karena pegawai ditoko pupuk tadi itu mengingatkan bahwa benih bayam dan kangkung sebaiknya direndam terlebih dahulu satu malam. Menyenangkan sekali impian berkebun terwujud dan yang lebih menakjubkan adalah keterlibatan jagoan kecilku yang tak mau kalah dengan bundanya dalam menyemai benih-benih tersebut. Sebenarnya saya berkebun bukan karena sok ingin dibilang punya kebun,karena saya hanya memanfaatkan lahan didepan rumah yang hanya berdiameter 1 meter dengan panjang 5 meter.Tapi lebih kepada ingin memanfaatkan lahan yang kecil itu menjadi lebih bermanfaat sekaligus juga ingin sedikit menanamkan kreatifitas kepada Raihan. Melalui kegiatan yang sederhana itu saya berharap Raihan akan lebih bisa mengeksplorasi kemampuannya serta meningkatkan kepekaannya. tumbuh subur yaa benih-benihku yang manis....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H