Mohon tunggu...
ika utami sumantri
ika utami sumantri Mohon Tunggu... pegawai negeri -

saya seorang abdi negara dalam bidang pendidikan sekaligus seorang istri dan juga seorang ibu dari Raihan Akbar Naukaputra

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Wanita Cerdas Harus Pandai Mengelola Keuangan Keluarga

6 Januari 2015   04:47 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:44 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Melonjaknya harga salah satu kebutuhan pokok yang cukup menjadi primadona disetiap rumah yaitu CABAI,, cukup membuat kaum Ibu harus berpikir lebih dua kali unutk membelinya. Betapa tidak, harga cabai yang menembus level Rp100 ribu perkilo-nya tentu membuat saya dan juga banyak ibu-ibu diluaran sana yang geleng-geleng kepala. Cabai sudah menjadi kebutuhan utama, sebagian besar masakan khas Indonesia baik dari ujung timur maupun sampai ujung barat menggunakan cabai. Belum lagi dengan semaraknya aneka kuliner yang mengedepankan sensasi rasa pedas yang sangat menggugah selera. Contohnya saja seperti makanan berikut yang pernah saya cicipi, mie sakaw (konon katanya setelah makan mie ini kita jadi sakaw alias ketagihan oleh sensasi pedasnya), mie ramen pedas, ceker setan (bukan cekernya setan tapi ceker ayam yang dibumbui sedemikian rupa hingga pedasnya membuat para penikmatnya mengucapkan "setaaaaann") dan aneka seblak pedas.

Harga cabai belum goyah, ditambah lagi dengan dicabutnya subsidi terhadap BBM yang sebelumnya Rp6500/liter menjadi Rp8500/liter dan kini menjadi Rp7600/liter. Secara ekonomi dampak dari dicabutnya subsidi BBM adalah memicu naiknya sejumlah komoditi lain terutama SEMBAKO. Selain itu dalam beberapa hari ini juga ramai dibicarakan mengenai kenaikan ELPIJI dan TDL (tarif dasar listrik). Lagi-lagi dalam kasus ini ibu rumah tangga yang paling tampil dalam merasakan akibatnya. Mengapa saya katakan demikian?? Karena pada kondisi seperti ini, seorang ibu rumah tangga dituntut bahkan dipaksa untuk memainkan perannya sebagai manajer keuangan yang handal. Seorang ibu menjadi prajurit terdepan dalam keluarga ketika menghadapi persoalan harga barang naik.

Disinilah peran ibu rumah tangga menjadi sangat mulia, dimana ibu rumah tangga harus CERDAS, dalam arti mampu me-manage keuangan keluarga. Salah satu upaya yang paling mudah diterapkan adalah berkreasi dalam hal pemilihan menu makanan. Kecakapan seorang ibu dalam memadu-madankan menu makanan, menyeimbangkan antara sayur dan laukpauk akan menimbulkan penghematan, sehingga dengan penerimaan "uang dapur" yang relatif tetap dan harga kebutuhan pokok yang relatif meningkat, kita akan tetap mampu menyajikan hidangan yang sehat bagi keluarga kita. Cara lain yang dapat ditempuh untuk menghasilkan penghematan adalah jika memungkinkan lakukan penurunan level terhadap konsumsi barang habis pakai, seperti sabun mandi, shampo, detergen, sabun pencuci piring, sabun cuci tangan, cairan pel, pewangi ruangan, pembasmi nyamuk, dan lain sebagainya. Langkah ini dapat ditempuh dengan membeli produk yang levelnya setingkat dibawah level produk yang biasa kita gunakan. Dengan catatan selama tidak berbahaya, tidak mengganggu dan tidak merubah kegunaannya.

Wanita selaku ibu rumah tangga memang harus CERDAS,, karena dari tangan terampil dan kreatifitas kitalah segala apa yang disediakan oleh Kepala Keluarga akan menjadi bermanfaat dan memiliki banyak hikmah bagi seluruh anggota keluarga. So.... walopun harga-harga pada naik,,ayoo tetap semangat yaaa, kreatiflah!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun