Mohon tunggu...
Ika Sunarmi
Ika Sunarmi Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis

Ketika sebuah karya selesai ditulis, maka pengarang tak mati. Ia baru saja memperpanjang umurnya lagi. (Helvy Tiana Rosa)

Selanjutnya

Tutup

Film

"Malcolm & Marie"

10 Februari 2021   12:27 Diperbarui: 10 Februari 2021   12:49 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Malcolm & Marie" merupakan film orisinal Netflix  yang paling ditunggu-tunggu. Film berdurasi 106 menit yang rilis pada 5 Februari 2021 ini banyak digembar-gemborkan sebagai kandidat pemenang Oscar.

Kisah film ini berawal ketika Malcolm yang merupakan seorang pembuat film baru saja menyelesaikan film pertamanya. Film tersebut merupakan karya besar pertamanya yang melibatkan banyak orang.

Meskipun ia masih baru dalam dunia perfilman, ternyata film garapannya tersebut mendapatkan banyak respon positif dari para penonton. Tak hanya itu saja, para kritikus film juga memberikan penilaian yang baik.

Kesuksesan Malcolm tersebut tidak lepas dari dukungan dan bantuan kekasihnya, Marie, yang sudah menemaninya selama bertahun-tahun. Namun, konflik terjadi saat malam pemutaran film perdana Malcolm. Saat itu ia mengundang para kru dan aktor yang turut menyemarakkan film tersebut.

Malcolm mengucapkan terimakasih kepada semua orang yang mendukung kesuksesan filmnya. Ia juga mengingat betapa besarnya perjuangan untuk menghasilkan sebuah karya yang luar biasa. Hal ini tidak bisa ia lakukan tanpa bantuan dan dukungan dari aktor maupun kru yang ada.
Sesampainya di rumah, Malcolm masih terbawa oleh suasana hatinya yang cukup sumringah. Tetapi, berbeda dengan Marie yang tampak biasa saja dan justru terlihat murung. Rupanya ada satu hal yang membuat Marie seperti ini.

Ternyata, Marie menyadari bahwa Malcolm tidak menyebutkan namanya ketika mengucapkan terima kasih atas keberhasilan film tersebut. Hal ini membuat Marie sakit hati karena Malcolm tidak menganggap keberadaannya selama ini. Padahal Marie selalu menemani setiap langkahnya tanpa kenal lelah.

Menonton "Malcom & Marie" ini adalah pengalaman yang luar biasa. Permainan yang bagus, Levinson Malcolm senang. Dia minum, menari, dan bernyanyi di rumah indah Malibu yang telah disediakan oleh perusahaan produksi untuk mereka. Dia juga mengomel dan mengeluh tentang kritikus yang menempatkan konteks rasial dan politik ke dalam seni dengan cara yang sembarangan. Dia mengatakan hal-hal yang benar-benar sok seperti "Saya tidak elitis, saya seorang pembuat film" seolah-olah menjadi seorang seniman membuatnya terbebas dari kritik sementara Marie melihat dan merokok.  Dan kemudian Marie mengungkapkan mengapa dia kesal: Malcolm tidak berterima kasih padanya. Dia membuat film yang sebagian didasarkan pada kehidupannya dan bahkan tidak mau repot-repot memberikan penghargaan padanya di depan umum.

Malcolm berusaha untuk menyakiti Marie dengan mengungkapkan semua orang lain yang dia gabungkan menjadi pahlawan wanita dalam filmnya, tetapi itu benar-benar menunjukkan bagaimana dia adalah seorang seniman yang mengambil lebih banyak dari wanita dalam hidupnya daripada yang dia berikan.

Perdebatan panjang mereka membawa kita pada siapa kita berpihak. Ada kalanya Marie adalah sosok yang benar. Namun, Malcolm mampu membawa kita kembali pada kenyataan bahwa apa yang telah dilakukan oleh Malcolm sebelumnya bukanlah hal yang salah. Tampilan hitam-putih dalam film ini merupakan gambaran bahwa masing-masing pihak dalam sebuah hubungan adalah pembawa pengaruh positif dan negatif itu sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun