Alasan Putin menginvasi Ukraina secara mendalam itu masih diperdebatkan, tetapi menurut berbagai ahli, hingga menurut kedua kubu NATO dan Kremlin dapat dikatakan sebagai berikut.
Dalam Kutipan Kompas oleh Gama Prabowo Menjelaskan, Salah satu alasan yang paling kuat adalah Kawasan Buffer Zone antara Kremlin dengan para anggota NATO, ini dikarenakan sikap Ukraina yang bersifat netral sekaligus dengan insiden Revolusi Harga Diri (Â ) membuat Rusia tidak memiliki pilihan lain, selain mengambil alih wilayah etnis Rusia di Ukraina, terutama di wilayah Ukraina Timur dan Krimea, sehingga Putin menganeksasi Ukraina dan mengakui adanya negara Republik Rakyat Donetsk dan Luhansk.
Menurut mantan wakil menteri ESDM--Arcandra Tahar, alasan yang kuat lainnya adalah Energi Potensial Ukraina setelah adanya penemuan kandungan gas di wilayah Zona Eksklusif Ukraina yang mampu mencapai 2 Triliun m3 Â gas alam, sehingga dari itu, Rusia menakuti Ukraina yang menjadi tempat alternatif penyedia gas alam bagi Uni Eropa, sekaligus Ukraina sebagai tempat pengekspor yang sangat strategis tanpa memberikan suatu tarif khusus untuk penyediaan bahan mentah bagi anggota Uni Eropa lainnya.
Ada pun menurut seorang ahli sejarah bernama Andrey Zubov, dirinya meyakini bahwa maksud dan tujuan Putin melakukan penyerangan terhadap Ukraina sangatlah jelas. Zubov percaya bahwa Ukraina ingin dijadikan seperti Belarusia dan mendambakan kehadiran pemimpin seperti Lukashenko yang terkenal dekat dengan Moscow.Â
Hal selanjutnya yang Ia yakini adalah keinginan Putin untuk kembali membentuk sebuah sistem Uni Soviet yang baru. Untuk itu, Zubov menjelaskan bahwa kemunculan bendera Uni Soviet di berbagai kendaraan militer Rusia saat memasuki Kherson adalah sebuah unsur simbolik sebagai 'reinkarnasi' semangat pembalasan Bolshevik.Â
Menurutnya, Ukraina sudah melewati batasan yang menyinggung kepentingan Rusia. Alasan utamanya tentu perihal hubungan Ukraina dengan Barat yang semakin dekat.
 Alasan lain yang memotori serangan ini adalah penghapusan segala unsur Uni Soviet di dalam negeri Ukraina. Hal tersebut termasuk penghapusan nama jalan, monumen dan segala hal yang berhubungan dengan  Uni Soviet dan identitas Rusia itu sendiri.
Disusun oleh Departemen Keilmuan IKASSLAV UI 2022:
1. Fatma Maula Syakira
2. Darryl Muhammad Rakha
3. Stanley Satria Utama
Sumber Referensi
Fahrurodji, A. (2005). Rusia Baru Menuju Demokrasi. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Ghifari, D. A., & Widhiasti, M. R. (2021, January). Denazification in Netflix Series Dogs of Berlin (2018). In International University Symposium on Humanities and Arts 2020 (INUSHARTS 2020) (pp. 78). Atlantis Press. Retrieved from https://www.atlantis-press.com/article/125962550.pdf