Terjadi demonstrasi anti-Yanukovich yang tak terkendali dan direpresi oleh pemerintah, dan di saat yang sama, tingkat kehadiran ultra-nasionalis bertumbuh pesat (Mandel, 2016). Perjanjian itu pun ditandatangani Presiden Yanukovich dan ia pun pun lengser, digantikan oleh rezim baru yang di glorifikasi Barat (Mandel, 2016).Â
Aneksasi Krimea mendorong gerakan anti-Maidan untuk memprotes dengan menduduki gedung-gedung pemerintah di wilayah Donetsk dan Luhansk, mereka pun mendapatkan tindak kekerasan dan represi di Kiev--sama seperti yang dirasakan para demonstran anti-Yanukovich sebelumnya (Mandel, 2016).
Pada tanggal 2 Mei 2014, di Odessa, neo-fasis membantai 42 pengunjuk rasa anti-Maidan, dan pemerintah menyebut anti-Maidan sebagai 'teroris', sehingga meluncurkan operasi militer anti-teroris yang diperkuat oleh unit neo-fasis yang dimasukkan ke dalam Garda Nasional, dan di bulan-bulan berikutnya, media massa dikendalikan oleh gelombang nasionalis anti-Rusia yang didukung pemerintah serta kemarahan rakyat atas pencaplokan Krimea oleh Rusia, operasi ini setidaknya merenggut hampir 7000 nyawa (Mandel, 2016).
Kemudian, mengapa nasionalis neo-Nazi muncul sebagai anti-Rusia di Ukraina?
Mengutip dari Umland (2019) dalam jurnal "Terrorism and Political Violence" (31(1)), pada musim semi tahun 2014, kelompok batalyon sukarela yang memiliki kecondongan ideologi sayap kanan--Azov dibentuk di oblast Dnipropetrovsk'k oleh Ihor Kolomoys'kyy, yang merupakan oligarki Ukraina paling terkenal, dan secara tradisional merupakan keturunan Yahudi, dan berperan aktif dalam komunitas Yahudi di sana.Â
Ia pun menyebutkan bahwa unit sukarela seperti ini secara bertahap dipromosikan dan diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri Ukraina--Arsen Avakov--untuk bergabung dengan Garda Nasional Ukraina yang baru di bawah pimpinannya.
Umland (2019) pun menambahkan bahwa sebelum pendirian Azov, hal berbau rasial secara terang-terangan dan tegas dinyatakan oleh para pemimpin Azov yang termasuk ke dalam ultra-nasionalis Ukraina pasca-Soviet.Â
Orang-orang itu adalah teroris Vasil'kiv--Sehir Bevz, Ihor Mosiychuk, dan Volodymyr Shpara, kemudian tahanan politik--Andriy Bilets'kyy dan Oleh Odnorozhenko.Â
Sebagai salah satu contoh, ia pun memberikan kutipan langsung Andriy Bilets'kyy yang menyatakan secara terbuka bahwa mereka adalah anti-migran, mereka pun berkata bahwa Nasionalisme Ukraina adalah komunitas berbasis ras dan darah, serta penyembuhan tubuh nasional Ukraina harus didahulukan dengan pembersihan rasial bangsa, dan kelompok mereka dipimpin oleh  para Semit.Â
Tak hanya itu, seorang peneliti sayap kanan pasca-Soviet---Likhachev---menyebutkan jika Bilets'kyy telah mengemukakan ekspresi disonansi kognitif atau menutupi biografi politiknya dengan cara secara terang-terangan menyatakan pernyataan rasisme yang berhubungan dengan informasi Rusia (Umland, 2019:112).
Alasan Putin Menginvasi Ukraina