Malam panjang
Beralaskan kanbal hijau tipis
Sekedar pelindung betis yang menepis gerimis
memandangi kelip lampu warna warni di tepi
Penghibur hati yang telah Lama sayu
Semakin suramÂ
Kala ku pandangi ayunan bocah cilikÂ
saban pagi ia berlarian kemari
Tapi tidak nampak seharian ini karena ia telah mati
TidakÂ
Dia tak mati
Dia memandangiku tanpa ragu
Bertutur aku padanya
Toha....Â
Toha....
Dia mendengar aku
Aku menghampirinya
Tapi  pohon juling itu menghalangiku
Lantas menghilang
Dia benar benar pergi
Bukan, Â
dia bukan pergi
Dia akan kembali lagi
Benar-benar kembali
Hari berganti
Aku menanti toha
Yang telah berjanji akan kemari
Toha....Â
Toha....Â
Rangkul aku
Peluk kecup aku
Seperti saban hari bersamaku
Ku tatap lagi
Ternyata benar si juling itu
Aku majnun
Aku berandai andai
Toha sudah mati
Benar benar mati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H