Setiap masing-masing orang memiliki passion-nya tersendiri dalam hidup. Passion yang kerap tanpa disadari dapat memunculkan sebuah ledakan yang impact-nya sangat hebat. Begitu pula hal nya yang terjadi dengan Bodi, anjing mastiff Tibet yang hidup bersama ayahnya di sebuah pegunungan salju dan bertugas menjaga kampung yang berpenduduk biri-biri dari serangan para serigala jahat. Terlahir sebagai putra dari seorang anjing penjaga yang memiliki ilmu mistis turun temurun tidak membuat ia menjadi semahir ayahnya dalam hal ilmu beladiri. Bodi ternyata lebih menyukai musik. Namun sang ayah, Khampa, ingin membentuk Bodi menjadi seperti dirinya, tangguh dan kuat demi tugas mulia menjaga teman-teman mereka. Â Dan tugas penjagaan itu tentunya menggunakan ilmu bela diri bukan dengan alunan musik. Â Bodi pun berdilema diantara kodratnya sebagai anjing penjaga dan hobinya akan musik.Pencerahan datang dari sebuah pesawat yang melintas di atas kepalanya dan menjatuhkan beberapa muatannya, salah satunya adalah sebuah radio transistor. Radio tersebut memutar lagu disusul dengan sekelumit interview dengan musisi rock bernama Angus Scattergood. Kata-kata sang rockstar itulah yang membuat gairah Bodi akan musik kembali merasuki jiwanya.r
Ternyata tak hanya Bodi yang mendapatkan pencerahan, sang ayah pun demikian. Beberapa kalimat bijak yang keluar dari sesepuh kampung bernama Fleetwood Yak-lah (versi Yak-nya Fleetwood Mac ) yang telah menyadarkan Khampa bahwa kebahagiaan anaknya adalah segalanya. Ia pun mempersilahkan sang putra ke kota untuk mengejar mimpinya dengan satu syarat, tak ada kesempatan kedua bila ia gagal.
Nasib akhirnya mempertemukan Bodi dan Scattergood yang kala itu tengah dilanda writer's block sementara pihak label telah berteriak tak sabar. Dan berkat bantuan Bodi, sang rockstar itu pun dapat bernafas lega. Tapi banyak hal yang harus di lalui mastiff lugu itu di tengah hiruk pikuk pergaulan kota. Perasaan sedih, gembira dan kecewa bercampur-baur menjadi satu, namun semua itu tak menyurutkan semua tekad nya.
Dalam film yang berdurasi 80 menit ini, terdapat beberapa scene yang menampilkan atraksi solo gitar. Dan salah satu scene solo gitar favorit saya adalah milik Trey yang suaranya diisi oleh Matt Dillon. Sungguh sangat menggelikan melihat Leopard nan sombong dan egois itu mencabik gitarnya, dari yang normal memakai jemari, pindah ke gigi, lidah, sampai ekor.
Film yang berkisah tentang musik rock tentunya tak lepas dari lagu-lagu rock. Ada tiga lagu milik band rock terkenal yang dapat di nikmati di film ini diantaranya adalah Learn to Fly-nya Foo Fighters, Radiohead dengan No Suprises dan Dreams oleh Beck.  Sedangkan  signature song dari film yang di sutradrai oleh Ash Brannon (Toy Story 2 dan Surf's Up) ini di tulis sekaligus dibawakan oleh seorang musisi lulusan Berklee College of Music, Adam Friedman bertajuk Glorious.  Namun sayang sekali, Glorious tidak terlalu ear-catching layaknya Let It Go - nya Frozen. Â
Selain ditujukan untuk anak-anak, film ini pun cocok di nikmati oleh para penyuka musik rock 'n roll.
Sekian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H