Pagi tadi,
Penelepon (P) :Halo bisa bicara dengan BapakABCD ( sebenarnya ABCD adalah nama wanita).
Saya (S): Sedang mengajar, dari mana ini ya?
P :Dari Telkom bu, baiklah nanti saya telpon lagi ya bu”
Beberapa menit kemudian.
P : Halo bisa bicara dengan IbuABCD (sekarang benar nyebutnya, ibu) .
S : Dari mana ya?
P : Telkom bu
S : Tidak ada, sedang mengajar (masih berprasangka baik, karenabeberapa kali Telkom memang pernah menelpon kami untuk menawari fasilitas speedy).
P : Oh, maaf saya berbicara dengan siapa ya?
S : Saya adiknya
P : Oh tidak papa bu, di wakilkan saja, karena ini kabar gembira
S : Kabar gembira apa ya ? (dalam hati langsung menyanyikan lagu, kabar gembira bagi kita semuaaa kulit badak kini ada ekstraknya)
P : Jadi begini bu, kami dari PT. Telkom telah memilih kakak ibu untuk mendapatkan penghargaan karena kakak ibu telah menjadi pelanggan setia Telkom,ibu lihat pengumumannya kan di RCTI tadi malam pukul 23.30?
S : Oh enggak liat tuh (dalam hati : buseet malem malem amat pengumumannya).
P : Waah , sayang sekali, padahal ada nama kakak ibu di sebutkan di acara itu, tapi tidak apa apa bu, ibu masih bisa mendapatkan penghargaan itu dengan menelepon kantor pusat kami di Jakarta.
S : O ya udah nanti saya cari nomernya di Yellow pages ya :p.
P : Oh gak ada nomernya di sana bu, nomer nya ini bu bisa di catet?
S : Oyaya berapa?
P : (menyebutkan sebaris nomer dengan kode area Jakarta) bisa di ulang bu?
S : (tidak mencatatnya tapi heran sendiri kok ya hafal ketika di suruh mengulang nomer tadi).
P : Silahkan ibu menelepon nomer tadi, hubungi ibu doktoranda hajjjah Fatmawati ya bu, ibu tanyakan ibu mendapatkan penghargaan apa begitu bu?
S : loh kok saya yang di suruh nanya? Mba ini gimana sih, kalo mau ngasih penghargaan, entah itu kado atau hadiah yang di dapat dari nomer undian harusnya gak usah ngerepotin yang mau di kasih hadiahnya dong. Biasanya Telkom kan suka mengumumkan di media massa? Lagian itu nomer Jakarta lagi, gak ah mahal pulsa, kalo ada nomer Bandung aja deh (nawar).
P : Bukan begitu ibu, saya tidak berwenang memberitahu hadiah nya apa, hanya kantor pusat yang berwenang, oh iya ibu tidak dikenakan biaya apapun seharian ini untuk telpon ke Jakarta alias gratis bu selama 24 jam ke depan.
S : Oh gitu, baik amat ya telkom sekarang pake ada acara ngasih gratisan segala, seharian lagi hahaha.
P : Iya bu pokoknya ibu telpon ke telpon itu sekarang ya.
S : Oooh baiklah tapi saya harus konfirmasi dulu sama kakak saya ya, kan yang punya nomer telpon rumah ini kakak saya, dia dong yang berhak menelpon ibu doktoranda tadi.
P : Oh gak usah bu, ibu aja gapapa kok, perwakilan.
S : loh mba, kan nanti kalo misalnya dapet penghargaannya rumah atau mobil kan harus atas nama yang bersangkutan, nanti urusannya gimana sama notarisnya (haha lebaaaay asal cuap cuap).
P : Eeehh ibuu gapapa bu sama ibu aja (nada suara mulai terdengar lemah letih lesu, karena saya sering bertanya secara berulang ulang), kan hanya menanyakan saja mendapatkan penghargaan apa.
S : Bocoron nya dong mba, penghargaannya apa sih? Kalo cuma piagam doang mah, ogah ah, saya mah udah punya banyak, piagam perlombaan tujuh belas agustusan.
Tut .. tut .. tut .. dan sang operator customer service gadungan pun menutup telpon nya tanpa pamitan. Haduh gak sopan haha.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H