Semua perhatian orang di kantin tertuju kepada dua sosok yang baru saja datang. Dandanan mereka yang tidak lazim membuat semua mata terbelalak.
Si orang pertama terlihat sangar dengan rambut Liberty Mohawk-nya. Rambut yang di beri hair spray satu galon itu seakan menentang langit.
Sebuah anting perak bakar mencengkram erat cuping hidungnya. Sebuah rantai yang ukurannya sama besar dengan rantai kaleng kue Marie Regal membelit lehernya.
Si orang kedua berwajah kalem. Rambut semi cepaknya dicat dengan warna merah menyala. Telinganya dihiasi dengan beberapa anting perak mengikuti lekukan luar cupingnya.
Keduanya memakai t-shirt hitam dilapis vest denim yang penuh dengan tempelan gambar dan nama band-band punk terkenal. Sedangkan jeans mereka yang berwarna hitam dan ketat bagian lututnya robek berserat.
Di pergelangan tangan mereka ada beberapa gelang yang dipenuhi dengan duri yang kerap dinamai spike. Sebuah rantai berjuntai menyeruak dari balik t-shirt mereka. Penampilan mereka diamini dengan sepasang sepatu boots hitam.
“Waduh.” Lea berteriak histeris.
Rein yang duduk di hadapannya terlihat santai-santai saja, menulis dengan tenang di atas lembar kertas agendanya.
“Rein.” Kini Lea menyentuh lengan gadis yang asik membuat gelembung permen karet di mulutnya.
“Hmm.” Rein menjawab ringan tanpa memalingkan wajahnya barang sejenak.
“Kenapa ada orang aneh di kampus kita? Pindahan dari mana tuh, dari kampus punk?”