Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Chester Bennington, Pergi Bersama Luka Hati

21 Juli 2017   13:36 Diperbarui: 22 Juli 2017   20:58 570
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Chester ketika menyanyikan / consequenceofsound.net

Belum hilang dari ingatan bagaimana seorang Chester Bennington membacakan surat perpisahan yang sangat menyentuh di acara pemakaman sahabatnya Chris Cornell bulan Mei lalu. Kini giliran frontman Linkin Park itu yang mungkin akan dibacakan surat perpisahan oleh para sahabat yang ditinggalkannya.Chester Charles Bennington mengakhiri hidupnya sendiri dengan seutas tali di kediamannya tanggal 20 Juli kemarin, yang kebetulan merupakan tanggal lahir sahabatnya, Chris Cornell. Diketahui bahwa ayah dari 6 putra putri itu selama ini bergelut dengan banyak masalah dalam hidupnya. Depresi yang berkepanjangan mengintainya setiap waktu.

Menjadi anak broken home diusianya yang masih belia membuat pria kelahiran 41 tahun silam ini melarikan kekecewaannya ke pelukan alkohol dan obat-obatan terlarang. Mariyuana, opium, kokain, methamphetamine dan LSD dengan riang gembira mengaliri aliran darahnya. Sebagai anak tunggal tanpa banyak memiliki teman membuat hidupnya terasa sepi. Namun dalam kesendiriaannya itulah ia menemukan passionnya akan musik yang lalu menggiringnya menjadi salah satu personil band beraliran grunge "Sean Dowdell and His Friends?" yang melahirkan 3 lagu dalam bentuk kaset.

Tak lama berselang, ia pun meninggalkan band pertamanya dan bergabung dengan Grey Daze dimana mereka merilis tiga lagu yaitu Wake Me, Demo in, dan No Sun Today. Kekecewaan akan bandnya yang tidak memberikan sedikitpun penghargaan kepadanya membuat pria yang lahir di Phoenix, Arizona ini lebih memilih mengikuti audisi yang diadakan oleh Linkin Park.

Dan di bawah nauangan band nu metal inilah nama Chester Bennington mulai bersinar. Tarikan vokalnya yang tinggi dan bertenaga memberi ciri khas tersendiri bagi band yang memulai debutnya dengan merilis album yang fenomenal pada tahun 2000 silam, Hybrid Theory.

Bersama Linkin Park, Bennington pun akhirnya dikenal sebagai salah satu ikon musik rock abad ini. Kesuksesan album pertama band yang namanya diambil dari kata Lincoln Park ini diikuti oleh album-album selanjutnya seperti Meteora sampai album teranyar mereka One More Light.

Ditengah kesibukannya bersama Linkin Park, pada tahun 2005, Bennigton mendirikan sebuah band bernama Dead by Sunrise sebagai media penampung untuk lagu-lagunya yang tak cocok bila dibawakan oleh Linkin Park. Album debutan band bergenre alternatif rock ini rilis secara indie pada tahun 2009 dengan tajuk "Out of Ashes".

Selain bergelut dengan musik, pria yang pernah menggantikan posisi Scott Weiland di Stone Temple Pilots itu pun pernah terlibat dalam film layar lebar berjudul Crank serta Saw 3D.

Begitu banyak karya yang telah dilahirkan oleh pria multi talenta itu. Namun semuanya harus berhenti, diantara tangis kerabat, sahabat dan para penggemar yang kehilangan. Ia pergi menyusul sahabat yang selalu menginspirasinya, Chris Cornell.

Terlepas dari semua kontroversi akan kematiannya, semoga semua warisan karyanya di dunia musik dapat selalu menginspirasi dari generasi ke generasi.

Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun