Bagi yang statusnya masih remaja pada kurang lebih dua dekade silam, selintas pasti pernah mendengar lagu-lagu dari band yang bernama The Moffatts kan? Band asal Kanada yang anggotanya terpaut gen itu pernah tenar dengan empat albumnya yang memiliki nafas berbeda antara satu dan lainnya sebelum akhirnya mereka membubarkan diri pada tahun 2001 silam.
Dulu, saya pernah menjadi bulan-bulanan seorang teman karena kepergok mendengarkan musik mereka. Betapa tidak, saya yang sehari-harinya terbiasa mendengarkan musik yang berdebum tiba-tiba entah sadar entah tidak terjun bebas mendengarkan lagu pop nan manis ala boyband di bawah umur. Yea, teman saya itu pun bertanya-tanya? Apakah saya kesambet? Apakah saya sudah gila? Aih lebay. Dan banyak kata "apakah" lainnya yang sukses keluar dari mulut manis nan pahitnya itu. Ya, maklumlah, remaja zaman dulu itu kan sangat idealis dalam segala hal termasuk dalam hal mendengarkan musik.Â
Terkadang demi terlihat cool, seorang remaja jadul akan ngeles panjang pendek bila ketahuan menikmati musik yang bukan cirikhas nya. (Ah, tapi itu mah gue aja kali yak haha). Dan ternyata The Moffatts telah mengacaukan idealisme akan musik kesukaan saya. Entah mengapa. Mungkin saat itu sisi ke-girly-an saya yang resesif itu tengah muncul. Lagi pula menikmati The Moffatts dengan lagu-lagu manisnya bukanlah sebuah dosa besar, bukan begitu?
Sebenarnya The Moffatts telah terkenal di negaranya jauh sebelum mereka merilis dua album yang mengguncang pasaran dunia dan merajai tangga lagu di asia. Ketika mereka masih sangat belia, musik yang mereka bawakan adalah musik country. Darlana, ibu mereka adalah seorang musisi country oleh sebab itu tak heran rupanya apabila mereka terjun ke dunia musik yang sama. Keberadaan mereka dalam dunia musik country telah membuat mereka dinominasikan pada ajang penghargaan British Columbia Country Music Association di negaranya. Album pertama mereka yang bertajuk It's a Wonderful World, sukses menjadikan empat putra Frank Moffatt itu diperhitungkan di dunia musik country anak-anak.
Album kedua mereka, The Moffatts yang rilis tahun 1995 mengikuti kesuksesan album sebelumnya, dan menjadikan empat saudara itu cukup di kenal, tidak hanya di negaranya tapi juga di negara tetangganya, Amerika.
Chapter I: A New Beginning adalah album yang membuktikan bahwa bertumbuh remaja dengan segala perubahan yang mengikutinya dapat mendatangkan sebuah keberuntungan tersendiri. Pubertas membuat suara mereka menjadi lebih rendah satu oktaf dan cocok menyanyikan lagu-lagu pop yang manis. Nomor-nomor seperti Miss You Like Crazy, I’ll Be There For You, Crazy, Girl of My Dreams, dan If Life is So Short terdengar ringan dan menghibur. Sementara itu nomor Until You Loved me dijadikan sebagai soundtrack film yang dibintangi Drew Barrymore, Never Been kissed. Sedangkan Misery dijadikan pula soundtrack untuk film Teaching Mrs. Tingle yang di perankan oleh mantan istri Tom Cruise, Katie Holmes.
Penampilan dan gaya panggung mereka kerap membuat para gadis belia histeris. Mereka adalah boyband yang tidak biasa, karena mereka menulis lagu dan memainkan alat musik sendiri tidak seperti boyband pada umumnya yang hanya mengandalkan koreografi dan vokal saja.Â
Kolaborasinya bersama penyanyi remaja Jerman yang juga unyu unyu dengan rambut panjang tergerainya, Gil Ofarim, di lagu If I Only Knew untuk proyek musik Let The Music Heal Your Soul itu semakin mengukuhkan keberadaan mereka sebagai band teen pop dunia.
Pada tahun 2000, album kedua mereka yang bertajuk Submodalities di rilis dibawah naungan label besar EMI. Album yang merupakan proyek terakhir mereka di bawah bendera The Moffatts itu di produseri oleh sosok kondang jaminan mutu, Bob Rock yang juga telah memberikan kesuksesan yang manis bagi album Black-nya Metallica, Dr. Feelgood-nya Motley Crue dan New Jersey-nya Bon Jovi. Pada album yang memiliki tembang hits Bang Bang Boom ini, warna musik mereka mengalami perubahan kembali. Dan alternatif rock lah yang mereka pilih. Rupanya mereka ingin merubah citra boyband yang kadung melekat di diri mereka dengan memilih genre musik yang lebih manly.Â
Salah satu lagu yang paling saya sukai dari band yang dua personilnya pernah berduet dengan Audy dalam single Without You untuk proyek Same-Same-nya ini adalah lagu yang berjudul Just Another Phase. Lagu ini cukup kental nuansa rocknya. Terdengar lebih mature baik dari sisi melodi maupun lirik.
Setelah semua kepopuleran yang mereka raih akhirnya mereka pun membubarkan diri. Kabarnya pembubaran band yang di manajeri oleh ayah mereka sendiri ini karena sang kakak Scott merasa lelah dengan citra boyband yang selalu menempel pada diri mereka. Sedangkan ada kabar lain yang menyebutkan bahwa bubarnya band yang terbentuk di Tumbler Ridge, British Columbia, Kanada itu dikarenakan sebuah interview di sebuah program acara televisi tentang pengakuan Dave akan orientasi seksualnya yang membuat ayah mereka berang.