Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Suram Hidup Rakyat Jelata

21 Januari 2025   15:53 Diperbarui: 21 Januari 2025   15:53 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kegelapan|www.freepik.com

Rakyat jelata hidup dalam gonjang-ganjing harga.


Berlumur darah, keringat, dan air mata.


Tak ada yang menggubris, hanya bisa menghiba.


Berteriak hanya membuat parau suara.


Menyumbat asa dalam pelukan diam seribu-bahasa.

Pemegang kuasa tertawa di atas tumpukan harta.


Satu-dua menyalak namun dibuat tak berdaya.

Baca juga: Pantai yang Hilang


Moralitas pergi tanpa jejak yang tersisa.

Baca juga: Puisi Jawa | Pecel


Keadilan sosial hanya tinggal sebuah frasa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun