Rakyat jelata hidup dalam gonjang-ganjing harga.
Berlumur darah, keringat, dan air mata.
Tak ada yang menggubris, hanya bisa menghiba.
Berteriak hanya membuat parau suara.
Menyumbat asa dalam pelukan diam seribu-bahasa.
Pemegang kuasa tertawa di atas tumpukan harta.
Satu-dua menyalak namun dibuat tak berdaya.
Baca juga: Pantai yang Hilang
Moralitas pergi tanpa jejak yang tersisa.
Baca juga: Puisi Jawa | Pecel
Keadilan sosial hanya tinggal sebuah frasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!