Kabar duka datang dari band yang baru saja merilis film layar lebar pertamanya yang berjudul "Studio 666" pada bulan Februari kemarin, Foo Fighters.
Drummer mereka, Taylor Hawkins ditemukan meninggal dunia di kamar hotel sesaat sebelum mereka tampil di Festival Estreo Picnic, Bogota, Kolombia, Jumat kemarin.
Sampai saat ini belum diumumkan sebab-musabab kepergiannya yang secara tiba-tiba, namun sebelumnya diketahui bahwa ia mengeluhkan nyeri di dada.
Adapun kabar terbaru datang dari pihak Kejaksaan Agung Kolombia bahwasannya hasil tes urine yang dilakukan terhadap sang drummer itu menunjukkan adanya 10 zat adiktif di tubuhnya di antaranya mariyuana, antidepresan trisiklik, benzodiazepine, dan opioid.
Hawkins memang dekat dengan obat-obatan, bahkan pada tahun 2001, ia sempat mengalami overdosis dan koma selama 2 minggu. Setelah tahun terburuknya itu, ia mengaku mengalihkan hobinya mengkonsumsi obat-obatan dengan bersepeda gunung.
Taylor Hawkins merupakan drummer yang bergabung dengan Foo Fighters sejak tahun 1997 silam.
Di samping menjadi drummer bagi band asal Seattle itu, pria bernama lengkap Oliver Taylor Hawkins ini memiliki proyek sampingan seperti The Coattail Riders, supergrup NHC bersama Dave Navarro dan Chris Chaney, The Birds of Satan, serta menjadi drummer untuk band progressive rock, Coheed and Cambria.
Mulai bermain drum sejak usia 10 tahun, pria yang juga gape bernyanyi ini sangat menyukai nomor-nomor dari The Beatles dan Bee Gees. Namun hidupnya berubah ketika ia menghadiri konser Queen di Irvine Meadows Amphitheatre
yang membuatnya terobsesi dengan rock and roll dan menjadikan Roger Taylor sebagai pahlawannya. Ia berkata kepada ibunya bahwa suatu saat ia akan berada di tempat itu seperti halnya Queen.