Namun demikian "The Big Diesel" nyatanya tak bertahan lama di Orlando. Â Pada tahun 1997 ia pun diakuisisi oleh Los Angeles Lakers dengan nilai kontrak $120 juta. Berpasangan dengan Kobe Bryant, Shaq segera membentuk salah satu dinasti terbesar dan menghibur dalam sejarah NBA mulai tahun 2000.
Hebatnya, dalam bayang-bayang cederanya, Shaq masih bisa mengumpulkan 50 points dan membawa timnya ke final wilayah barat. Â
Di babak playoff pemain yang lemah dalam urusan free throw shooting ini secara rutin membukukan 40 point per game yang membuatnya menerima anugerah MVP di final NBA dan mulai mengukuhkan dirinya menjadi salah satu pemain terhebat sepanjang masa.
Shaq dan Kobe menjadi duo yang memiliki statistik tertinggi dalam sejarah NBA berdasarkan kombinasi poin mereka per-game, persentase tembakan, efisiensi pertahanan, dan seberapa banyak mereka mengalahkan tim lain.
Duo ini bertahan selama 3 tahun berturut-turut sampai pada akhirnya di tahun 2004 semuanya menjadi kacau-balau ketika keduanya mulai bentrok di dalam dan luar lapangan. Â Masa kejayaan KoShaq ditutup dengan kalahnya mereka dalam 5 kali pertandingan melawan Detroit Pistons.
Tahun 2004, Shaq ditukarkan ke Miami Heat. Â Ia telah mengubah budaya Heat dari yang selalu kalah menjadi "kami harus menang" dengan memasang angka yang spektakuler.
Berpasangan dengan Dwyane Wade, Shaq menjelma menjadi superstar yang membuat Miami Heat menjadi klub kesayangan penonton.
Adanya Shaq dalam tubuh Miami Heat membuat mereka dapat mengantongi kemenangan.
Namun, karena Shaq direkrut Heat ketika ia tengah mengalami cedera yang bertubi-tubi maka Heat memutuskan untuk memberi Wade pemeran pengganti dan kemudian mengontrak LeBron James dan Chris Bosh.
Setelah mengakhiri karirnya di Heat, Shaq segera memperkuat Phoenix Suns yang menjulukinya sebagai "The Big Cactus." Â Ia serta-merta memberi ketangguhan ke dalam tim paling lembut seantero jagat NBA itu. Â
Setelah meramaikan Phoenix Suns bersama tandemannya,  Steve Nash, Shaq pindah ke Cleveland Cavaliers.  Ia pun dapat memperlihatkan penampilan yang solid bersama timnya di babak playoff tahun 2010 silam.  Walaupun Cavaliers harus kalah di tangan Celtics, namun keberadaan  Shaq masih dianggap memiliki faktor X bagi Cavaliers untuk dapat memenangkan kejuaraan.
Pada tahun 2011 sebelum ia mengalami cedera karena jatuh, Shaq bermain untuk Boston Celtics. Â Di pertandingan terkahir ia terlihat sangat menyedihkan ketika hampir tidak dapat berjalan namun demikian masih dapat tersenyum dan bermain secara maksimal.