Hujan di bulan Desember terkadang membuat saya terlempar ke masa lalu. Duduk diam di pojokan angkot sambil memandangi kaca jendela yang berembun.Â
Rasa kesal perlahan mulai merajai karena sang angkot tak jua mau pergi. Suara cempreng kernet dan calo bersahutan tak mau mengerti suasana hati.
Semua hal tak nyaman itu untungnya bisa dieliminasi oleh walkman yang memutar nomor syahdu berjudul "A Long December."Â
Suara Adam Duritz dan dentingan pianonya setidaknya dapat menetralisir emosi yang nyaris membumbung tinggi.
Ya, frontman band rock Counting Crows ini memiliki suara tenor yang enak didengar, dan "A Long December" menjadi satu dari beberapa lagu balad mereka yang menemani masa remaja saya.
Nomor yang rilis tahun 1996 dan berada dalam album "Recovering The Satellites" itu berkisah tentang sebuah harapan.Â
Duritz menulis lagu ini ketika ia menghabiskan waktunya di rumah sakit menemani temannya yang tengah dirawat.
Bintang "Friends," Courtney Cox menjadi model di video lagu yang disutradarai oleh Lawrence Carroll ini.Â
Carroll menggunakan beberapa elemen yang sama dengan video yang ia sutradarai untuk lagu "Precious Declaration" milik Collective Soul.
Bicara tentang Collective Soul, mereka pun memiliki Desembernya sendiri. Setahun sebelum Counting Crows menjadikan Desember sebagai awal harapan baru, Collective Soul menjadikan Desember sebagai peluruh ketegangan antar personil dan manajernya.
Lagu berjudul "December" yang rilis tahun 1995 ini menurut sang vokalis, Ed Rolland, menjadi pertanda akhir dari segala perselisihan. Walaupun awalnya lagu ini dibenci oleh personil band lainnya namun nyatanya bisa menjadi hits nomor satu di tangga lagu Billboard Mainstream Rock
Pahitnya, "December" tidak bertahan lama, rilis di bulan Maret, mencapai puncak di bulan September, lalu jatuh di bulan Desember. "December" bukan untuk Desember.
Desember seakan ditakdirkan menjadi sendu untuk beberapa band rock salah satunya Linkin Park. Band yang telah kehilangan Chester Bennington untuk selamanya ini menjadi salah satu lagu paling lembut milik band asal Agoura Hills, California yang berbalut alunan piano serta bersih dari suara distorsi gitar.
Nomor yang rilis tanggal 15 Desember 2000 dan ditulis oleh Mike Shinoda ini berkisah tentang rasa saat berjauhan dengan orang-orang yang disayangi.Â
"My December" menjadi lagu yang tampil di banyak mini album mereka. Bila Desember di tangan band nu metal menjadi lembut, bagaimana Desember versi band heavy metal?
Supergrup heavy metal Hellyeah yang terdiri dari Chad Gray, Vinnie Paul, Tom Maxwell, dan mantan bassist Bloodsimple, Kyle Sanders menempatkan "Black December" sebagai lagu murung yang tetap terdengar heavy dengan hiasan suara rough Chad Gray.
Nomor yang berada di album "Blood for Blood" dan rilis tahun 2014 silam ini merupakan bentuk penghargaan untuk mendiang gitaris Pantera, Darrell "Dimebag" Abbott yang juga merupakan adik dari Vinnie Paul. Dimebag tewas ditembus peluru yang ditembakan oleh salah seorang penggemarnya saat ia tengah berada di stage.
Desember yang dianggap banyak orang memberi kebahagiaan karena adanya event-event yang berkaitan dengan keluarga dan sahabat nyatanya menjadi bulan yang penuh kesuraman untuk keluarga besar musik rock.Â
Ya, tak hanya Dimebag yang tewas di tangan penggemarnya pada tanggal 8 Desember, namun John Lennon pun demikian.
Bila Hellyeah tetap mempertahankan ke-heavy-annya dalam "Black December" maka pentolan band heavy metal Black Label Society, Zakk Wylde, memberi sentuhan manis pada lagunya yang berjudul "Tears of December."
Pria yang kini berusia 54 tahun itu bolehlah tampil garang dengan jenggot lebat tergerai namun sentuhan solo gitarnya di lagu yang rilis tahun 2016 ini terdengar sangat lembut.Â
"Tears of December" merupakan lagu dari album solo pria yang merupakan lead guitarist Ozzy Osbourne ini.Â
Nomor yang berada di album Book of Shadows II ini terdengar sangat Neil Young. Ya, album ini memang dipenuhi dengan sentuhan country, soul, dan blues yang melankolis dan mengedepankan sisi spiritual yang dalam.
Band alternatif rock, Good Charlotte menutup rangkaian lagu tentang Desember dengan singlenya "Last December."
Tahun 2020 silam, band yang berasal dari Maryland ini tak dapat merayakan 20 tahun album debutannya yang berjudul "Good Charlotte" karena pandemi. Oleh karena itu mereka pun merilis satu single yang cukup powerful ini demi menyenangkan penggemar.
Nomor ini muncul dua tahun setelah album terakhir mereka "Rx Generation" rilis. Videonya sendiri menggambarkan keadaan Amerika yang bergejolak di tengah pandemi Corona.
"Last December" merefleksikan rasa bahagia, lara, dan harapan dalam waktu yang bersamaan.
Jadi tunggu apa lagi, saatnya menikmati Desember bersama lagu-lagu yang menawan ini.
Sekian.
*dari berbagai sumber
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H