Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Beauty Pilihan

Mengapa Pria Menumbuhkan Jenggot?

9 Februari 2021   20:11 Diperbarui: 9 Februari 2021   20:26 1240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jason Momoa/bridgestone.org

Dulu, seorang teman pernah bersabda bahwa menumbuhkan jenggot itu susah dan penuh pengorbanan.  Eh sudah mengorbankan banyak waktu memakai ramuan tradisionil, si jenggot hanya muncul satu dua biji bak jenggotnya Shaggy. Mau pake minyak penumbuh rambut berlabel syurga,  lha koq tengsin belinya, begitu ujar dia yang namanya tak boleh disebut. Yakali Voldemort, 'Avada Kedavra', KO seketika!

Beruntunglah anak-anak muda zaman now yang ingin menumbuhkan jenggotnya karena ada, the one and only, Wak Doyok, penemu ramuan penumbuh kumis dan jenggot yang sakti mandraguna tanpa harus minder ketika beli saking kekiniannya, tsaah.

Eh, sebenarnya kenapa sih para pria menumbuhkan jenggot?  

Di zaman prehistorix alias prasejarah, alasan pria menumbuhkan jenggot yaitu untuk memberi kehangatan dan perlindungan.  Ya ampun, dah kayak selimut dari benang wol aja.

Pada banyak budaya, jenggot adalah simbol kejantanan dan kehormatan. Bangsa India kuno dan sekitarnya menganggap jenggot adakah lambang kebijaksanaan, martabat, kekuatan, dan keberanian. Sedangkan bangsa Mesir zaman old menasbihkan jenggot sebagai lambang kekayaan, kekuasaan, dan kepentingan.

Bagaimana dengan bangsa Viking yang terkenal dengan jenggot, kumis, dan rambut gomploknya? Laaah yang ini mah sudah pasti, keberadaan jenggot dan turunannya berfungsi untuk menakuti dan mengintimidasi secara mereka hobinya menyerbu daerah orang. Lha iya, kalo wajahnya pada klimis plus cute abis seperti boy band K-Pop, orang-orang yang diserbunya boro-boro takut malah pada minta resep wajah glowing meling-meling, ye kan?

Di abad pertengahan, jenggot menjadi simbol kejantanan dan kehormatan bagi seorang ksatria seperti King Arthur dan barisannya. Pada abad ke 17-18, para tentara, utamanya sekitaran wilayah Eropa memiliki jenggot atau kumis untuk memperlihatkan kejantanan dan keberaniannya seperti halnya para ksatria yang berperang pada era sebelumnya.

Nah, dilihat dari kacamata evolusi, keberadaan jenggot adalah untuk kepentingan perkembangbiakan begitu kira-kira menurut Profesor Rob Brooks, pakar biologi evolusi dari University of New South Wales.  

Jenggot dapat membuat seorang lelaki berpeluang lebih besar mendapatkan pasangan. Karena apa? Ya karena si jenggot ini merupakan salah satu hal yang dapat menarik hati kaum hawa. Ini katanya Pak Prof ya, jangan protes.  Dengan berjenggot pria akan nampak lebih tua, lebih bijaksana, dan lebih kuat.

Dalam dunia kesehatan, ada dua pendapat yang bertentangan dalam hal perjenggotan ini. Berdasarkan laporan CBS News New York, seorang dokter berpendapat bahwa jenggot bisa menjadi sarang bakteri dan menularkan virus. Dokter lainnya mengatakan bahwa jenggot dapat memicu iritasi kulit dan infeksi yang disebut folikulitis.

Namun studi di University of Southern Queensland, Australia menemukan bahwa jenggot dapat melindungi wajah dari sinar ultra violet matahari.  Lumayan kan, jadi gak usah lah pakai pelembab atau sunscreen yang SPF-nya ngalah-ngalahin nomer celana jins.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun