Musim kompetisi sepak bola di kampusnya telah dimulai, Ayu mendengus. Pertandingan sepak bola antar kampus ini kerap membuatnya muntab, karena artinya sang kakak Gui akan betah berlama-lama di kampus. Â Sebagai salah seorang panitia penyelenggara merangkap pemain, Gui akan segera melupakan tugasnya untuk mengajak adik semata wayangnya pulang bareng kecuali sang adik mau menunggunya sampai acara bubar.
Ayu menutup hidungnya segera, satu sendok nasi terakhirnya urung ia suapkan.
"Yu, kamu belum pulang?" Gui duduk di hadapannya sambil meneguk air teh melati yang tinggal setengah.
Ayu menggeleng.
"Kamu kenapa tutup hidung, aku gak kentut."
"Bukan bau kentut, tapi bau kamu, Kak. Â Tujuh rupa banget. Â Kenapa sih langsung ke sini."
Gui menyeringai. "Keburu laper." Ia pun beranjak menuju etalase kantin.
"Hai, Yu, sendiri aja?" Tanya sebuah suara. Â Bukannya menjawab, hidung Ayu malah kembang-kempis membaui aroma wewangian yang sangat tajam. Entah berapa galon parfum yang ditumpahkan oleh seseorang yang berdiri di hadapannya itu.
"Yu, Aaayuuuu, boleh aku duduk di sini?" Â Si wangi parfum kembali bertanya.
Ingin rasanya bilang "tidak", namun ia teringat perkataan Gui, "Mario itu anak baik, bungkusnya aja yang tengil. Dia hanya ingin dekat dengan kamu, sesederhana itu."
Ayu pun mengangguk terpaksa dan masih keheranan, orang ini habis main bola tapi wanginya seperti mau pergi kondangan.
"Yu, aku boleh tanya gak?"
Deg.
Jantung Ayu seakan berhenti berdetak. Â Entah telah kali keberapa Mario berkata bahwa pemuda itu suka kepadanya, namun Ayu selalu menghindar.
"Yu?"
"Eh iya, apa?" Tanya balik Ayu.
"Aku boleh tanya?"
Dengan gugup Ayu mengangguk.
"Hmm, kamu Juventus atau Liverpool?" Â Mario tersenyum, senyum yang aneh di mata Ayu. Â Namun gadis itu lega karena pertanyaan Mario sama sekali bukan tentang perasaan.
"Aku ..."
"Kamu gak usah buru-buru jawab, tapi harus dijawab. Â Jawaban kamu akan merubah segalanya, salah satunya mungkin aku gak akan gangguin kamu lagi. Â Sampai nanti ya." Mario beranjak.
***
Motor yang dikendarai Gui melaju pelan. Ayu memikirkan pertanyaan Mario tadi. Â Tinggal pilih jawaban dan ia akan bebas dari kuntitan cowok satu itu. Â
Ayu hanya tahu sedikit tentang klub sepak bola dunia, itu pun karena Gui memajang poster klub kesayangannya, Liverpool. Selain itu sahabatnya Firda merupakan fans dari dua pemain klub Inggris itu. Â Ia ingat bagaimana Firda dengan menggebu berkisah tentang keimutan Michael Owen dan ke-kecean Jamie Redknapp.
Ia tentu saja tak akan menjawab Juventus karena Gui berkata bahwa Juventus adalah klub sepak bola yang Mario sukai. Â Nama Mario pun kabarnya diambil dari kapten Juventus kesayangan bapaknya, Mario Varglien. Â Ayu juga kerap tak sengaja menguping pembicaraan Gui dengan Mario tentang Alessandro Del Piero, pemain andalan Juventus yang terkenal dengan kedahsyatan tendangan bebasnya. Bila ia memilih Juventus, Mario pasti senang dan ia tahu bagaimana kelanjutanya.