Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Kembalinya Chester Bennington Bersama Band Lamanya, Grey Daze

21 Januari 2020   11:59 Diperbarui: 21 Januari 2020   12:12 1436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nyaris tiga tahun sudah frontman band nu-metal Linkin Park pergi meninggalkan rekan-rekan satu band dan penggemarnya namun demikian namanya tak lantas tenggelam ditelan masa.  Ya, tanggal 20 Juli 2007 silam, Chester Bennington ditemukan tewas menggantung diri di kediamannya dan hanya terpaut dua bulan dari kematian teman karibnya, Chris Cornell.

Secara raga,  pria yang dinobatkan sebagai salah satu vokalis rock terdahsyat sepanjang masa ini telah menjadi abu namun karya dan suaranya masih menggema di setiap telinga para penggemarnya.  

Belum lama ini sebuah kabar mencuat,   Bennington akan kembali menyapa penggemarnya bersama band lamanya Grey Daze. Ya, band pertama musisi asal Phoenix, Arizona ini akan segera merilis album yang muatannya diambil dari dua album terdahulu mereka, "Wake Me" (1994) dan "No Sun Today" (1997).  

Sebelum kematiannya yang tragis, Bennington telah merencanakan sebuah reuni  berupa penampilan live bersama  band yang kini digawangi oleh Sean Dowdell (drummer), Mace Beyers (bass), dan Cristin Davis (gitar) itu.  Namun apa daya kebersamaan mereka tak pernah terjadi karena Bennington memilih untuk mati.  

Grey Daze adalah awal dari semua ketenaran yang Bennington raih sepanjang karir bermusiknya.  Di usianya yang baru 15 tahun ia bergabung dengan band lokal yang mengusung musik alternatif rock tersebut. Bakat menulis lagu dan warna vokalnya yang khas telah membuat band tersebut menjadi salah satu band yang diperhitungkan di kotanya. 

Namun karena keterbatasan dalam segala hal,  band yang berdiri tahun 1993 itu hanya dapat merilis dua album sebelum akhirnya bubar.  Bubarnya band yang sering berganti line up di antara pendeknya karir bermusik mereka ini akhirnya memberi jalan kepada Bennington untuk bertemu dengan grup musik yang melambungkan namanya, Linkin Park.

Dilansir dari majalah Revolver, Bennington mendeskripsikan Grey Daze sebagai band yang bukan beraliran pop rock atau pun metal namun lebih dekat ke alternatif rock khususnya grunge dengan pengaruh yang kuat dari frontman Alice in Chains, Layne Staley.

Nah, "What's in the Eye" adalah single pertama yang mereka rilis di tahun 2020 ini.  Sebuah nomor lama yang musiknya di modernisasi dengan mempertahankan vokal asli Bennington.   Walaupun dulu mendiang frontman dari grup Dead by Sunrise ini menyanyikan lagu tersebut di usianya yang baru menginjak 17 tahun namun tarikan vokalnya telah begitu matang.  

Nomor yang ditulis oleh Bennington bersama Dowdell dan dibawakan sang vokalis dengan pedih ini berkisah tentang kematian teman mereka karena sebuah kecelakaan. "What's in the Eye" diproduseri oleh Chris Traynor (Bush), Kyle Hoffman serta Jay Baumgardner dan diluncurkan dibawah perusahaan rekaman Loma Vista Recordings.

Detail albumnya sendiri baru akan dirilis beberapa minggu ke depan.  Album ini akan dihiasi oleh beberapa musisi tamu seperti putra tertua Bennington, Jaime Bennington, Brian "Head" Welch dan James "Munky" Shaffer (KORN), Marcos Curiel (P.O.D),  Chris Traynor (Bush), serta Ryan Shuck (Dead by Sunrise).

Jadi, penggemar Mas Chez, mana suaranyaaaa...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun