Siapakah musisi rock paling sibuk seantero jagat raya untuk saat ini? Jawabannya mungkin adalah William Patrick Corgan. Yap, Bang Billy yang bukan Syahputra ini memilki jadwal yang ekstra padat dalam hal rilis-merilis album. Setidaknya 10 album akan ia rilis di tahun ini sampai tahun 2020 mendatang.
Kesepuluh album tersebut diantaranya adalah The Smashing Pumpkins Christmas album, MACHINA reissue, Zwan reissue, Spun soundtrack reissue, The Future Embrace reissue, Best of Smashing Pumpkins, album solo Chicago Kid, dua album solo lainnya yang belum berjudul dan tentu saja album Shiny and Oh So Bright Vol. 2.
Seperti yang diketahui, tahun 2018 silam tepatnya di bulan November, pentolan Smashing Pumpkins itu telah merilis album Shiny and Oh So Bright Vol. 1, No Past, No Futere, No Sun bersama dua original membernya.
Yap, kini Smashing Pumpkins tak lagi bergelung dengan isu reuni karena album bertajuk Shiny And Oh So Bright Vol. 1 ini dapat dikatakan sebagai album reuni eh semi reuni ding karena tidak semua anggota lamanya ikut terlibat. Sang bassist D'arcy Wretzky rupanya masih ngambek dan enggan untuk bergabung dengan band lamanya tersebut sehingga posisi bass masih ada ditangan Iha dan Corgan sendiri.
Setelah dua dekade mengalami keretakan yang dengan susah payah dipertahankan oleh sang kepala suku agar tidak ambyar, kini Smashing Pumpkins kembali dengan taringnya. Ya, walaupun taring band yang populer di era 90-an itu ternyata tidak cukup runcing untuk menerkam telinga para penggemar lama, entah dengan penggemar barunya.
Album yang berisi 8 tracks ini muatannya memang agak lebih menarik dari album Monuments to an Elegy (2014) namun saya menyangsikan bahwa album ini akan menjadi album reuni band 90-an yang dapat diterima oleh penggemar lamanya. Bagi saya sendiri Oceania adalah album Smashing Pumpkins terakhir yang masih memiliki muatan menarik. Oceania masih menggenggam karya-karya Billy Corgan yang mengangumkan, baik lirik maupun melodinya.
Namun kedigdayaan Billy Corgan sedikit demi sedikit mulai tergerus. Semua orang memiliki masanya, dan masa lelaki berkepala plontos itu lagaknya mulai meredup. Hal ini terlihat dari nomor-nomor yang berada di album yang diproduseri oleh Rick Rubin ini.
Diawali dengan "Knights of Malta" yang berhias "wowowowo", disuarakan oleh penyanyi latar membuat kuping saya agak gatal. Rupanya bang Billy ini ingin sedikit mengikuti tren ngepop, tapi gak gitu juga kali karena se-wowowowo-nya Pumpkins gak harus seperti itu juga kan? Ahahaha ngarep.
Rasa pop juga dirasakan di nomor "With Sympathy", bukan wowowowo bukan pula wiwiwiwi namun papapapam, tapi lagu ini setidaknya memiliki nada tinggi di bagian chorus yang sedikitnya mengobati kelelahan hati, aih.
"Silvery Sometimes (Ghosts)" adalah track selanjutnya yang didominasi dengan permainan gitar pun dengan nomor bertajuk "Travels". Melodi dari dua lagu ini cukuplah untuk bersenang-senang dalam kegalauan asalkan jangan terlalu terpaku dengan liriknya yang biasa aja. Kepiawaian Bang Billy dalam menulis lirik yang beraroma njlimet tidak lagi terlihat disini. Ah, sayang sekali.
Nah, sebagai penghiburan ada nomor "Alienation" yang setidaknya mengobati kerinduan akan warna musik Smashing Pumpkins yang sedikit terlupakan di dalam album ini. Nomor yang dipenuhi dengan buncahan solo gitar dan bunyi piano yang menenangkan ini memiliki durasi panjang.