Empat tahun sudah film terakhir dari trilogi Rurouni Kenshin di putar di bioskop-bioskop kesayangan anda eh yang punya deng. Yang punya?Â
Yaeyalah, lha wong sudah mengalirkan berkuadraliun uang bagi pemiliknya, tsaaah. Film yang dibintangi oleh si ganteng kalem Takeru Sato itu memberi andil yang cukup besar kepada proses perkenalan telinga saya dengan salah satu band rock asal Jepang ONE OK ROCK.Â
Band yang berdiri pada tahun 2005 dan kini digawangi oleh Takahiro Moriuchi, Toru Yamashita, Ryota Kohama, dan Tomoya Kanki ini adalah salah satu band yang mengisi soundtrack untuk film yang di adaptasi dari anime Samurai X karya Nobuhiro Watsuki itu.
Nomor "The Beginning: yang garang langsung membuat saya jatuh cinta kepada band yang bergenre alternative rock ini. Ya, bila 'The Beginning' muncul di film "Rurouni Kenshin" yang pertama maka single mereka yang berjudul "The Mighty Long Fall" dipakai untuk sekuelnya yang berjudul Kyoto Inferno, dan ditutup dengan nomor manis berjudul "Heartache" di "The Legend Ends".
The Beginning setidaknya telah melejitkan nama band yang di ambil dari frasa One O' Clock itu ke puncak popularitas, tidak hanya di negerinya sendiri namun di dunia musik internasional.
Tangan dingin John Feldmann, vokalis Goldfinger yang memproduseri beberapa album mereka seperti "JinseixBoku", "Ambitions", dan "35xxxv" ini memiliki andil dalam penginternasionalan band yang awalnya didirikan oleh dua orang anggota grup tari hip hop "Heads" itu.Â
Ya, Toru, sang band leader merangkap gitaris ketika mendirikan band ini memaksa teman di grup menari hip hop-nya yang tengah vakum, Ryota untuk belajar membetot senar bass. Dan dasarnya sudah bakat, gak pakai lama bassist yang kerap mencat rambutnya menjadi blonde bak Pamela Anderson ini pun menjadi bassist yang wokey punya.
Setelah Ryota cakap bermain bass, maka mereka pun mengajak kakak kelas mereka saat di SMA, Alex untuk bergabung, bersama dengan Yu untuk posisi drum. Lalu tak lama kemudian, direkrutlah Taka, seorang vokalis band cover-an yang kebetulan memang sudah tidak betah berada di band yang menaunginya, Chivarly of Music.
Kini ONE OK ROCK menyisakan empat anggota saja, karena Alex ke-gep menggrepe paha seorang gadis di dalam kereta, sedangkan Yu dimarahi orang tuanya karena nge-band, sehingga posisi drummer digantikan oleh Tomo yang merupakan salah seorang pengajar di sebuah akademi musik.
Nah, di tahun 2019 ini, band yang telah memenangkan beberapa penghargaan diantaranya Classic Rock Roll of Honour Awards untuk Eastern Breakthrough Male Band di 2016 dan Rock Sound Awards untuk Best International Band di 2017 itu merilis album kesembilan mereka yang bertajuk "Eye of The Strom".Â
Sebagai fans karbitan, telinga saya yang pas-pasan ini terkesima ketika pertama kali mendengarkan nomor-nomor yang berada di album ini. Betapa tidak, suara vokalis yang dimasukan oleh majalah Kerrang! ke dalam jajaran "50 Greatest Rockstars in the World" ini yang biasanya meraung dan lantang kini berganti menjadi sangat manis bagai lead vocal sebuah boyband.