Entah berapa banyak film produksi Hollywood yang telah saya tonton dan di dalamnya terdapat scene dimana ada beberapa polisi patroli sedang membeli dan menyantap donat.
Ya, makanan yang berbentuk cincin ini memang sangat identik dengan polisi Amerika, kabarnya karena resto donat lah satu-satunya resto yang buka hingga dini hari, dimana para polisi yang sedang ronda malam hingga pagi bisa mengunjunginya ketika lapar menghampiri.
Donat yang merupakan kudapan cepat saji itu, gak bikin repot ketika menyantapnya. Bila tiba-tiba ada panggilan tugas secara mendadak, donat tinggal di bawa untuk di santap kemudian.Â
Donat yang asal usulnya masih sedikit misterius semisterius sisi gelap bulan itu merupakan kudapan yang mengenyangkan dengan kadar lemak sekitar 20 sampai 25 % dari berat donatnya sendiri. Pantas saja perut Hommer Simpson buncit, karena Ayah dari Bart Simpson itu adalah penggila donat nomor wahid.
Di Indonesia sendiri, kini telah banyak tumbuh gerai-gerai donat. Dulu yang paling top adalah Dunkin' Donuts. Brand yang di bawa ke Indonesia sejak tahun 1985 itu hingga kini masih memiliki fans-nya tersendiri.
Untuk donat lokal, J.Co adalah jawaranya. Gerai donat milik sang penata rambut Johny Andrean itu sukses menancapkan taringnya di dunia perkulineran Indonesia. Satu lagi donat lokal yang mulai banyak peminatnya adalah Donat Madu. Gerainya tumbuh secara masif di mana-mana.
Sebenarnya darimanakah asal donat? Â Asal usul donat lahir di dunia ini masih misterius alias simpang-siur. Ada beberapa versi kisah yang masih diperdebatkan keabsahannya tentang asal-muasal donat. Â Kisah pertama, donat sudah ada sejak zaman prasejarah merunut sebuah penemuan kue berlubang tengah yang telah membatu diantara artefak-artefak peninggalan suku Indian primitif.
Kisah kedua adalah donat dibawa oleh imigran Belanda ke Amerika Utara sekitar abad 16 -17-an. Â Para imigran ini hobi sekali membuat kue khas Belanda yang bernama olykoeks atau yang kerap disebut kue minyak.
Sedangkan kisah ketiga adalah donat ditemukan oleh seorang kapten kapal asal Denmark bernama  Hanson Gregory.  Suatu kali ia pergi melaut dan badai menyerang tanpa ampun sehingga membuat kapal yang ia nahkodai terombang-ambing tak menentu.
Sang kapten yang tengah menikmati kue goreng yang terbuat dari terigu, telur, dan mentega itu pun langsung menancapkan kue tesebut ke atas kemudi sementara ia mengendalikan kapalnya yang tengah diterpa badai. Setelah badai reda, kapten Gregory mengambil kue yang ia tancapkan sebelumnya dan mengagumi hasil karyanya tersebut sehingga ia pun meminta koki kapal uintuk kemudian membuat kue berbentuk bulat dengan lubang ditengahnya.
Namun kisah terakhir ini tidak sepenuhnya diamini oleh banyak pihak, termasuk Thomas A. Lehnman, direktur sebuah perusahaan kue di Amerika. Â Ia memberikan versi lain mengapa donat memiliki lubang di tengahnya. Menurutnya, donat yang dibuat dengan menggunakan ragi dapat dibuat dengan mudah sekali tanpa lubang. Â Namun, donat tanpa lubang akan cenderung terlalu mengembang, sehingga berubah seperti bola. Nah, agar lebih mudah dan hasilnya juga menawan, koki zaman dulu menyadari perlunya membuat lubang di tengah kue.