Seorang tetangga berkisah sambil wajahnya dilipat bagai kerajinan origami gagal jadi bahwa musim kemarau ini membawa petaka pada kedua belah tumitnya. Â Dia pun mempertontonkan tumit kaki sebelah kanannya yang dekorasinya sudah melenceng dari aslinya.
"Pakai apa ya Neng?" Dia kembali mempertontonkan tumitnya, bagai atlet Taekwondo yang tengah memasang tendangan ap chagi, ciyaat.
"Pakai V***eline, Bu." Â Saya menyahut sambil mengelak dari tendangan mautnya itu.
"Sudah Neng, habis dua biji  itu H*azeline, tapi tetep aja kayak gini."
"Vaseline Bu. H**eline mah buat wajah."
"Iya, H**eline, itu yang buat kaki."
Gubrak!
Saya pun permisi kebelakang untuk sekedar menonton cicak termihik-mihik di pojokan sambil berpikir apakah saya selama ini kurang update ya tentang hal-hal yang menyangkut kosmetika.
Ya, tumit kaki yang pecah-pecah adalah salah satu hal yang kerap menghampiri umat manusia di kala musim kemarau tiba selain susahnya mendapatkan air bersih karena eksistensi sumur gali dan sumur pompa dangkal telah dilibas oleh kedigdayaan sumur jet-pump atau submersible. Â
Umat manusia mana yang suka dihampiri oleh keadaan ini, tidak ada sodara. Di samping menodai keindahan kaki nan seksi ala kaki Angelina Jolie pun memperlihatkan kepada dunia bahwa sang pemilik kaki tidak menjaga kesehatan pun kebersihan kakinya. Â Aih makjleb, nulis-nulis sendiri, kesindir-kesindir sendiri, kalau sudah begini jadi ingat Wak Caca Handika, masak masak sendiri, makan makan sendiri, tarikkk Waaakk.Â
Sebenarnya apa sih yang menyebabkan tumit kaki seseorang itu mengalami perpecahan eh pecah-pecah? Â