Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mengenal Seluk-beluk Tempe yang Tak Setipis Kartu ATM

10 September 2018   16:57 Diperbarui: 11 September 2018   13:20 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebagai emak-emak penggiat belanja di pasar, masak di dapur, dan jarang dilulur, saya merasa mati gaya karena ketidak-kekiniannya saya akan bahan makanan bernama tempe. Ya, tempe, makanan yang telah diakui UNESCO sebagai makanan asli Indonesia dan selalu dikambinghitamkan ketika tanggal tua menghadang ini ternyata kabarnya memiliki varian baru yang bentuknya setipis kartu ATM.

Gosipnya, tempe jenis ini adalah hasil inovasi mutakhir sebagai tumbal melemahnya mata uang rupiah terhadap dollar Amerika beberapa waktu lalu. Ingin rasanya melihat penampakan sang tempe setipis kartu ATM versi Babang yang terhormat, hanya untuk memastikan bahwa saya tidak berhalusinasi, aih.

Ilustrasi : Klatenkab
Ilustrasi : Klatenkab
Eh tapi, setelah saya berkontemplasi secara baik, benar, dan khusuk ternyata tempe setipis kartu ATM itu memang ada loh, namun tipisnya tempe tersebut bukan karena nilai rupiah anjlok apalagi karena gerbong kereta api yang anjlok di Garut namun karena jenis tempe tersebut khusus diperuntukan sebagai bahan pembuatan tempe mendoan.

Nah, tempe khusus mendoan ini di pasar dijual perikat, satu ikatan berisi 5 bungkus, dalam satu bungkus tempe berdiam 2 lembar tempe, dijual dengan harga 5 ribu rupiah perikatnya. Tapi bila ditilik-tilik sampai mendelik, tempe untuk mendoan ini gak setipis kartu ATM juga kali apalagi setipis kumisnya tante Iis Dahlia, aih.

Sebenarnya tempe memiliki banyak varian, diantaranya adalah :

Tempe kedelai.  Tempe jenis ini adalah tempe yang paling populer di seantero jagat pertempean.  Tempe ini dihasilkan dari fermentasi jamur Rhizopus Oligosporus pada kacang kedelai.  Tempe kedelai biasanya dibungkus dengan media daun atau plastik.

Media pembungkus ini ternyata berpengaruh kepada cita rasa dan karakteristik tempe tersebut.  Bila tempe yang dibungkus dengan daun memiliki kerapatan yang lebih kompak bagai personil JKT 48, beraroma khas namun cepat busuk maka tempe yang dibungkus plastik kerapatannya cenderung tidak kompak tapi tahan lama.

Tempe Gembus. Bahan dasar tempe gembus berasal dari ampas tahu.   Tempe ini bertekstur lembut dan memiliki sensasi "mbus-mbus" ketika di gigit. Tempe gembus adalah favorit mendiang simbah, karena gak perlu memiliki gigi yang lengkap untuk menikmatinya.  Tempe gembus hanya bertahan selama 28 jam setelah di produksi. Tempe ini paling enak digoreng dengan dilapisi tepung. 

Tempe gembus. Ilustrasi : eresep
Tempe gembus. Ilustrasi : eresep
  • Tempe Bongkrek.  Dulu Simbah pernah berkisah, bahwa di kampungnya ada satu keluarga yang keracunan ketika habis menyantap tempe jenis ini.  Ya, tempe bongkrek adalah tempe yang terbuat dari ampas kelapa dan paling sering menyebabkan keracunan.

  • Mengapa? Karena tempe yang telah dilarang pembuatannya oleh pemerintah sejak tahun 1969 itu kerap terkontaminasi oleh bakteri Burkholderia Galdioli yang menghasilkan asam bongkrek dan toxoflavin, serta memusnahkan jamur Rhizopus karena efek antibiotik dari asam bongkrek tersebut.  Tempe khas Jawa tengah ini memiliki warna hijau tua, namun bila warnanya berubah menjadi kuning dengan aroma yang menyengat itu tandanya tempe tersebut telah rusak. 
    Tempe bongkrek. Ilustrasi : coretanku
    Tempe bongkrek. Ilustrasi : coretanku
  • Tempe Lamtoro.  Tempe yang terkenal di daerah Wonogiri ini berbahan dasar lamtoro atau petai cina.  Rasa tempe lamtoro ini nyaris sama dengan tempe berbahan kedelai namun sedikit berlemak yang berasal dari kulit bijinya. 
    Tempe Lamtoro. Ilustrasi : UNY
    Tempe Lamtoro. Ilustrasi : UNY
  • Tempe Benguk. Tempe ini terbuat dari kacang benguk atau koro, jenis kacang-kacangan yang berukuran lebih besar dari kacang kedelai.  Biji benguk sendiri mengandung racun asam sianida, namun hal ini dapat dihilangkan dengan cara merendam biji benguk tersebut selama 1-2 hari.
    Tempe benguk. Ilustrasi : Teknotempo
    Tempe benguk. Ilustrasi : Teknotempo
  • Tempe kecipir.  Ternyata kecipir yang dalam bahasa sundanya adalah jaat dapat pula dijadikan tempe.  Namun karena biji kecipir lebih keras dari kacang kedelai maka waktu perebusannya lebih lama.  Proses pembuatan yang memakan waktu lama inilah yang membuat tempe kecipir kurang populer padahal rasanya tidak jauh berbeda dengan tempe kedelai.
  • Tempe kacang hijau dan kacang merah.  Rasa dan kandungan gizi dari tempe jenis ini tidak jauh berbeda dengan tempe kedelai, namun belum banyak orang yang memproduksinya sehinngga kurang populer.  Tempe jenis ini dapat ditemukan di sekitar daerah Yogyakarta. 
    Tempe kacang hijau. Ilustrasi :rahmafarifm
    Tempe kacang hijau. Ilustrasi :rahmafarifm

Tempe Bungkil.  Tempe bungkil berasal dari ampas kacang tanah, memiliki tekstur yang empuk dan cita rasa yang gurih.  Tempe ini sangat populer di Jawa Timur.  Selain digoreng, tempe bungkil enak pula bila diolah menjadi oseng-oseng bersama sayuran. Tempe Gude.  Tempe ini dibuat dari kacang gude atau yang juga dikenal dengan nama kacang Bali.  Memiliki kandungan gizi yang relatif sama dengan tempe kedelai.

Tempe daun singkong.  Ini adalah tempe yang antimainstream, disaat tempe lainnya didominasi oleh kacang-kacangan, tempe satu ini terbuat dari daun singkong.  Tempe daun singkong lahir dari kreatifitas beberapa mahasiswa Universitas Andalas, Padang.

Meskipun memiliki kandungan protein yang lebih rendah dari tempe berbahan kacang kedelai namun cita rasa dari tempe yang terbuat dari daun singkong rebus ini tak kalah endolitanya dari tempe kedelai. Itu katanya ya, soalnya belum nyoba juga sih, heuheu. 

Tempe daun singkong : Jitunews
Tempe daun singkong : Jitunews
Tempe memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dari daging sapi. Menurut Tabel Nutrisi Bahan Pangan Indonesia dalam 100 gram tempe terkandung 201 kkal energi, 20,8 g protein, 8,8 g lemak, 13,5 g karbohidrat dan 1,4 g serat, sedangkan dalam 100 g daging sapi terkandung kalori sebanyak 273 kkal, 17,5 g protein, dan 22 g lemak.

Tempe memanglah baik hati dan tidak sombong, dengan harga yang jauh lebih murah dari daging sapi, pasukan tempe dapat menjadi sumber protein nabati masyarakat yang tidak memiliki kesempatan untuk mengkonsumsi daging sapi karena harganya yang mihil bingits.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun