Jam 12 teng tadi ketika matahari berada tepat di ubun-ubun,  saya disuguhi sebuah hiburan berupa  flash mob.  Ya, flash mob beranggotakan barisan kutu rambut yang mengaku telah berdaulat di atas kepala anak tetangga.Â
Indah sekali koreografinya, bikin merinding disko plus nafsu angkara murka untuk membumi hanguskan mereka dengan  senjata pemusnah masal,  p*ditox. Â
Tapi sayang, kemurkaan saya tidak dapat dilanjutkan karena, orang tua si anak sudah berketetapan hati bahwa obat kutu bukanlah solusi terbaik bagi masalah anaknya. Â
Beliau yang terhormat bersabda bahwa obat kutu rambut hanya akan membuat rambut anaknya mengalami kerontokan yang masif.Â
Masa sih?Saya, anda, dan semua umat manusia di bumi Indonesia yang tengah menantikan perhelatan Asian Games pasti tahu lah hewan yang bernama kutu, yaaa kaaan?Â
Hewan parasit kecil ini hobi sekali bermukim di kepala manusia atau bulu hewan, mengkavling-kavling wilayah tanpa izin Pak Lurah.Â
Mereka, para kutu ini sunguh mengganggu ketentraman umat manusia, selain menumbuhkan rasa gatal yang tak terperi mereka pun dengan riang gembira menyedot darah manusia yang membuat Edward Cullen langsung mati gaya.Â
Kita mungkin pernah  bertanya-tanya, bukan kepada rumput yang bergoyang apalagi kepada semut-semut merah yang berjalan di dinding dengan tatapan curiga, tapi kepada siapa saja yang mau menjawab, mengapa kutu harus diciptakan?Â
Alih-alih ada manfaatnya, mereka malah hanya membuat masalah. Â Ternyata pertanyaan itu pun langsung terjawab bahwa jajaran kutu memiliki sisi positif yang selama ini tidak disadari umat manusia sepenuhnya.
Membawa hoki. Â
Apaaaa?Â