Time is never time at all
You can never ever leave
Without leaving a piece of youth.
Seorang gadis awal 19, berbalut sneakers low-end, Â jeans belel, kemeja flanel, dan gelang kaki biru pudar bertemu dengan seorang pemuda, Â akhir 18, tangguh diantara sneakers high-end, jeans robek lutut, kaus oblong, dan gelang persahabatan berwarna hijau.
Sebuah  album ganda, The Smashing Pumpkins, Mellon Collie and The Infinite Sadness berpindah tangan.
Pemuda itu tersenyum simpul lalu berkata "dengarkan saja", sementara sang gadis yang membiarkan rambutnya teracak angin sore itu tersenyum manis dan berkata "pasti".
Gadis itu tertawa lepas bagai menemukan sesuatu yang pernah hilang ketika mendengarkan isi dua album yang menyatu menjadi satu. Suara sengau Billy Corgan, dentuman lincah penggebuk drum  Jimmy Chamberlin, petikan gitar James Iha, dan suara cabikan bass yang dalam dari D'archy Wretzky menggenapi semua rasa yang tak jua lelah melintas. Nuansa biru gelap nan klasik dan sebentuk gambar hati menuntaskan semua rasa.
Tonight tonight.
Gadis itu memutarnya lagi, lagi, dan lagi. Mendengarkan alunan musik orkestra yang keluar dari pelantang suara sambil melamunkan hal-hal hebat yang pernah dan mungkin akan terjadi.
And our lives are forever changed
We will never be the same