Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

The Black, Album Lawas yang Tampilkan Sisi Lain Metallica

31 Desember 2016   15:20 Diperbarui: 1 Januari 2017   15:28 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Metallica adalah band yang dapat menciptakan sebuah landmark di pikiran, bahwa musik metal itu ya Metallica. Begitu lah yang dulu ada di otak saya, seorang anak SMP yang mulai mengenal  lagu-lagu band yang berdiri sejak tahun 1981 itu. 

Tak ada Iron Maiden, Black Sabbath, Slayer, apalagi Anthrax yang hanya mengingatkan kepada sebuah penyakit akibat terpapar bakteri Bacillus Anthracis saja, yang ada ya hanya Metallica dengan beberapa lagunya yang populer dari keempat album terdahulunya yaitu Kill’ Em All, Ride The Lightning, Master of Puppets dan …And Justice for All. 

Tidak semua lagu band pionir trash metal ini saya dengarkan, karena telinga saya tidak cukup garang untuk menerima lagu-lagu mereka yang begitu agresif, bertempo cepat, sangat berisik dan tentu saja berdurasi panjang.  

Saya cukup lah puas menikmati One yang mana adalah sebuah lagu yang terinspirasi dari sebuah novel karya Dalton Trumbo berjudul Johnny Got His Gun, Fade to Black yang merupakan lagu sentimentalnya Jason Newstead, Seek and Destroy, Master of Puppets dan From Whom the Bell Tolls.

Namun album ke-lima mereka yang dikenal dengan nama The Black Album lain cerita. Saya menobatkan album yang kaver nya berwarna hitam dan bergambar ular itu sebagai album favorit yang semua lagu nya masih saya dengarkan hingga kini. Keduabelas lagu yang berada di album fenomenal ini memberi sensasi lain di telinga, dalam arti kata cocok untuk didengarkan,  dinikmati dan diresapi.

ilustrasi : loudwire
ilustrasi : loudwire
Tak salah pula rupanya bila Black menjadi album multiplatinum dan mendatangkan Grammy Awards bagi James Hetfield, Lars Ulrich, Kirk Hammet dan Jason Newstead, karena di balik semua kesuksesan meramu album ini ada sebuah kerja keras yang berkaitan dengan bergabungnya produser kondang asal Kanada yang sebelumnya menangani beberapa band ternama seperti Bon Jovi dan Motley Crue yaitu Bob Rock.

Bob Rock telah memberikan warna lain di album ini, apa yang mereka kerjakan selama 9 bulan yang melelahkan menghasilkan karya yang menjadikan Metallica bebas berekspresi ke depannya, baik secara musik serta penampilan seperti gaya rambut, berpakaian termasuk goresan eyeliner yang menghiasi kedua mata Hammet.

Black album sendiri adalah sebuah jawaban dari keraguan para pesonilnya akan album terdahulu mereka yang lebih dulu sukses di pasaran yaitu And Justice For All. Walau telah terjual kurang lebih sebanyak enam juta kopi di seluruh dunia, tidak membuat band yang kini memiliki Robert Trujilo sebagai pemain bass nya berpuas diri. Mereka merasa masih ada yang harus di perbaiki dengan cara mereka bermusik. Dan Bob Rock adalah kuncinya. 

Rock memulai dengan bertumpuk-tumpuk saran dan permintaan yang sedikitnya membuat semua anggota band itu menjadi frustasi. Namun seiring dengan berjalannya waktu, akhirnya apa yang dilakukan Rock mulai terlihat. Rock telah membuat musik mereka menjadi lebih baik berdasarkan versi mereka sendiri bukan berdasarkan versi seorang produser. Dan hasilnya, The Black Album telah mendatangkan 16 juta fans baru bagi Metallica dan sekaligus mengukuhkan mereka sebagai band metal terbesar sepanjang masa.

Dua puluh lima tahun telah berlalu sejak Black Album rilis, namun semua lagu yang berada di album ini masih kerap terdengar di mana-mana termasuk di playlist saya.

Album dibuka dengan lagu yang intro-nya sangat ikonik yaitu Enter Sandman. Lagu yang bercerita tentang mimpi buruk ini di tulis oleh James, Kirk dan Lars. Sandman sendiri adalah sebuah karakter mistik pada sebuah cerita rakyat daerah Skandinavia yang bertugas mengantar tidur anak-anak lalu menaburkan pasir ajaib di kedua belah mata mereka agar mereka dapat bermimpi indah. Di dalam lagu ini terdapat barisan kalimat do’a kuno yang kerap dipanjatkan anak-anak menjelang tidur yang disuarakan oleh putra Bob Rock, berbunyi :

Now I lay me down to sleep

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun