Mohon tunggu...
Ika Septi
Ika Septi Mohon Tunggu... Lainnya - Lainnya

Penyuka musik, buku, kuliner, dan film.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sejak Dulu

24 Mei 2016   16:02 Diperbarui: 24 Mei 2016   16:14 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Lalu Maira pun mulai berbicara panjang pendek mengeluarkan semua unek uneknya yang ia pendam selama satu minggu ini.

Egi yang biasanya menghadapi segala sesuatu dengan tenang, kini mulai sedikit naik darah karena tuduhan Maira yang bertubi tubi. Egi merasa Maira tidak lagi mempercayai nya. Sedangkan Maira merasa Egi telah mengkhianatinya.

Mereka berdua sibuk dengan perasaan masing masing yang membuat mereka menjadi enggan untuk saling bicara. Setiap minggu Egi memang pulang, tapi waktunya banyak di habiskan dengan menjalani hobi nya bersepeda. Sedangkan Maira menyibukan diri dengan bisnis baru yang sedang ia rintis bersama teman teman lamanya. Bagi mereka bertemu hanyalah sebuah formalitas belaka.

***

Maira menengok jam yang melingkar di pergelangan tangannya lalu bergegas menuju ruangan Sean. Pintunya sedikit terbuka. Baru saja ia akan mengetuk, ketika tanpa sengaja ia mendengar bentakan keras dari dalam.

Maira tertegun, Sean tidak pernah bersuara sekeras itu. Bos nya itu selalu berkata lembut di hadapannya, bahkan ketika Maira melakukan sebuah kesalahan.

Maira masih berdiri di balik pintu, ia menunggu Sean menutup sambungan telpon nya. Tapi hal itu ternyata tidak terjadi karena Sean masih terus bicara.

"Nila, dengar, kamu harus bisa melakukannya."

Nila? Jantung Maira mendadak berdegub kencang.

"Aku gak mau tahu bagaimana kamu melakukannya, yang aku mau kamu harus bisa membuat dia terlihat seperti apa yang Maira tidak ingin lihat. Faham kamu?"

Maira terkejut ketika namanya di sebutkan oleh Sean dalam percakapan telponnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun